Usaha perkebunan menjadi salah satu penggerak ekonomi masyarakat Indonesia. Hal tersebut didukung oleh keadaan alam negara ini yang mendukung tumbuhnya berbagai tanaman perkebunan. Setiap jenis tanaman tersebut memiliki potensi ekonomi sendiri-sendiri. Untuk memperoleh keuntungan besar, tak heran jika pelaku usaha perkebunan lebih memilih tanaman dengan nilai ekonomis tinggi.
Apa itu Perkebunan?
Perkebunan merupakan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan penanaman atau pembudidayaan tumbuhan tertentu di tanah atau media lain, di suatu lingkungan atau ekosistem yang tepat. Kegiatan perkebunan tidak hanya mencakup penanaman tumbuhan, namun juga mengolah dan memasarkan produk hasil perkebunan.
Dengan demikian, ilmu pertanian dan perkebunan, teknologi, dan ilmu manajemen dibutuhkan untuk menjalankan usaha perkebunan. Usaha tersebut juga melibatkan berbagai pihak, yaitu petani, pemerintah, dan tentu saja pengusaha perkebunan.
Jenis Perkebunan
Ada beberapa jenis perkebunan di Indonesia. Mereka digolongkan berdasarkan kriteria yang berbeda-beda, seperti:
1. Berdasarkan Luasnya
Menurut besarnya lahan, perkebunan dibedakan menjadi dua yaitu perkebunan kecil dan perkebunan besar. Perkebunan kecil biasanya merupakan milik rakyat. Oleh karena itu, luas lahannya tidak terlalu besar. Sedangkan perkebunan besar tentu saja lahannya sangat luas. Jenis perkebunan ini biasanya merupakan milik perusahaan perkebunan.
2. Berdasarkan Pengelolaannya
Perkebunan juga dibedakan berdasarkan pengelolaannya, antara lain:
a. Perkebunan Rakyat
Jenis perkebunan ini hampir sama dengan perkebunan kecil. Lahannya dimiliki dan dikelola oleh rakyat. Hasil dari perkebunan ini biasanya langsung diperdagangkan, tanpa melalui proses pengolahan lebih lanjut.
b. Perkebunan Besar
Seperti yang telah disebutkan di atas, perkebunan besar ini merupakan dimiliki dan dikelola oleh perusahaan, entah itu perusahaan swasta atau BUMN. Luas lahan perkebunan ini sangat besar dan hasil panennya juga besar.
Perusahaan pengelolanya mungkin akan menjual hasil kebun secara langsung. Namun, perusahaan tertentu juga mengolahnya menjadi barang jadi/setengah jadi. Selanjutnya, barang tersebut dijual kepada pihak lain.
c. Perkebunan Perusahaan Inti Rakyat (PIR)
Pengelolaan jenis perkebunan ini melibatkan kerjasama perusahaan BUMN/swasta dengan rakyat biasa. Perusahaan tersebut berfungsi sebagai pengelola inti dan rakyat sebagai plasma. Dengan kerja sama ini, perusahaan memperoleh hasil kebun dari perkebunan inti dan perkebunan plasma.
d. Perkebunan Unit Pelaksana Proyek
Jenis perkebunan ini hampir sama dengan perkebunan PIR. Namun bedanya, pihak yang bekerja sama adalah pemerintah dan rakyat. Yang bertindak sebagai pengelola perkebunan ini adalah rakyat, sedangkan pemerintah sebagai pembina mereka.
3. Berdasarkan Jumlah Jenis Tanaman yang Dibudidayakan
Dilihat dari jumlah jenis tanaman yang dibudidayakan perkebunan dibagi menjadi:
a. Perkebunan Monokultur
Pada perkebunan ini, Anda hanya akan melihat satu jenis tanaman, contohnya perkebunan sawit, perkebunan karet, perkebunan teh. Sistem perkebunan ini banyak dipilih oleh perusahaan karena menawarkan efisiensi dan hasil yang lebih banyak dan berkualitas.
b. Perkebunan Polikultur
Perkebunan polikultur biasanya menerapkan pola tanam tertentu, misalnya tumpang sari dan tumpang gilir. Pada sistem tumpang sari, Anda akan menemukan lebih dari satu jenis tanaman yang dibudidayakan. Hal ini dapat dilihat pada perkebunan vanili dan lada.
Sedangkan pola tumpang gilir biasanya diaplikasikan untuk tanaman semusim. Dalam praktik pola tumpang gilir, pemilik perkebunan akan menanam tumbuhan yang berbeda pada musim tanam yang berbeda-beda.
Apa itu Tanaman Perkebunan?
Tanaman perkebunan adalah tanaman yang dapat menghasilkan komoditas yang bernilai. Tanaman ini berbeda dari palawija dan sayuran. Mereka dibedakan menjadi dua jenis, tanaman semusim dan tahunan.
Contoh tanaman semusim yang ditanam di perkebunan adalah tebu dan tembakau. Sedangkan contoh tanaman tahunan yang dibudidayakan di perkebunan adalah kelapa sawit dan teh. Hasil panen dari tanaman-tanaman tersebut memiliki pasar di dalam dan luar negeri. Penjualan hasil kebun ini dapat berupa bahan mentah, barang setengah jadi, dan barang jadi.
19 Tanaman Perkebunan Bernilai Ekonomis Tinggi
Karena Indonesia adalah negara tropis yang cukup subur, maka tak heran jika ada berbagai perkebunan yang dapat ditemui di dalamnya. Sebagian besar perkebunan tersebut ditanami dengan tanaman perkebunan yang bernilai tinggi, contohnya:
1. Kopi
Indonesia memang bukan negara asli di mana tanaman kopi tumbuh. Tanaman tersebut asli dari wilayah Afrika, namun sudah dinaturalisasi di berbagai negara. Meski demikian, tanaman yang memiliki nama latin Coffee sp ini dapat tumbuh dengan subur di wilayah-wilayah tertentu di Indonesia.
Perkebunan kopi di Indonesia telah dikembangkan sejak zaman penjajahan Belanda. Saat ini, hasil perkebunan kopi di negara kita mencapai peringkat 3 di dunia. Ada berbagai kopi yang dibudidayakan oleh masyarakat, contohnya kopi robusta, kopi arabika, dan kopi liberika.
Hasil dari perkebunan ini berupa biji kopi. Selain digunakan dalam pembuatan makanan dan minuman, biji kopi juga digunakan untuk industri farmasi dan industri kosmetik. Sehingga permintaan hasil perkebunan ini cukup tinggi.
2. Teh
Di Indonesia, perkebunan teh biasanya dapat ditemukan di daerah dataran tinggi. Sama seperti kopi, perkebunan ini sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda. Dahulu, benih tanaman ini dibawa dari Assam dan China oleh penjajah Belanda. Mereka lalu melakukan penelitian agar tanaman ini dapat tumbuh di Indonesia, contohnya di Jawa Barat.
Nilai ekonomis tanaman perkebunan ini sangat tinggi. Tanaman teh atau Camellia sinensis ini menjanjikan keuntungan besar bagi pelaku perkebunan. Daun teh yang telah dipanen tersebut nantinya akan diolah menjadi berbagai produk, misalnya teh celup dan minuman ringan. Selain itu, teh juga digunakan dalam industri kosmetik dan pengobatan herbal.
3. Kapas
Tanaman kapas, atau yang disebut juga Gossypium sp, memiliki potensi untuk menghasilkan keuntungan yang besar bagi pelaku perkebunan di Indonesia. Hasil dari tanaman ini adalah serat kapas yang banyak dibutuhkan oleh industri tekstil.
Sayangnya, tanaman ini belum bisa dibudidayakan secara maksimal di Indonesia. Kualitas serat kapas yang dihasilkan dari perkebunan di negara ini belum bisa menyamai kualitas serat kapas dari luar negeri. Selain itu, jumlahnya juga masih minim.
Sehingga, 90% kebutuhan kapas industri tekstil dalam negeri masih mengandalkan bahan baku import. Saat ini, daerah penghasil kapas terbesar di Indonesia adalah Nusa Tenggara Timur. Kualitas serat kapas dari daerah tersebut juga lebih baik dari wilayah lain.
Oleh karenanya, pemerintah berusaha keras untuk mengembangkan perkebunan kapas di Indonesia. Sehingga, perkebunan lokal dapat menghasilkan serat berkualitas dalam jumlah besar agar industri tekstil tidak terlalu tergantung pada pasokan bahan baku impor.
4. Karet
Meski hasil perkebunan kapas Indonesia belum memuaskan, namun tidak demikian dengan hasil perkebunan karet. Tanaman yang memiliki nama latin Hevea brasiliensis ini dapat tumbuh dengan sangat baik di Indonesia. Setelah tanaman ini berusia sekitar 5 tahun, getah karet dapat mulai dipanen.
Indonesia merupakan penghasil getah karet (lateks) terbesar kedua yang ada di dunia. Komoditi ini memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Industri yang banyak membutuhkan karet adalah industri otomotif dan kesehatan. Karet tersebut nantinya akan diolah menjadi ban motor dan ban mobil serta alat kesehatan.
5. Kelapa Sawit
Salah satu tanaman perkebunan yang dibudidayakan secara luas di Indonesia adalah kelapa sawit. Mayoritas spesies kelapa sawit utama yang dibudidayakan tersebut adalah Elaeis guineensis. Spesies ini memiliki daging tebal sehingga dapat menghasilkan lebih banyak minyak kelapa sawit dibandingkan Elaeis oleifera.
Saat ini, banyak hutan di Indonesia yang diubah menjadi perkebunan sawit. Perkebunan tersebut dapat dengan mudah dijumpai di Sumatera dan Kalimantan. Sehingga, tak heran jika Indonesia menjadi penghasil minyak kelapa sawit terbesar di Indonesia. Hasil dari perkebunan ini telah memberi keuntungan besar bagi negara ini.
Minyak tersebut nantinya akan diolah menjadi minyak sayur. Selain itu, minyak sawit juga digunakan untuk membuat minyak industri.
6. Kakao
Theobroma cacao L, atau yang orang awam sebut sebagai tanaman kakao, merupakan salah satu komoditi perkebunan yang menjanjikan. Tanaman asli Amerika ini adalah tanaman tahunan. Setelah berumur sekitar 3 tahun, buah kakao mulai dapat dipanen. Buah tersebut dipanen saat sudah matang untuk diambil bijinya.
Biji kakao mengalami proses pengolahan yang panjang dan akhirnya akan menjadi coklat dalam berbagai bentuk, misalnya pasta coklat, coklat batangan, dan coklat bubuk. Selain diolah menjadi makanan dan minuman, lemak dari biji kakao juga digunakan untuk industri kosmetik.
Meski merupakan tanaman asli Amerika, kakao dapat dibudidayakan di berbagai perkebunan Indonesia. Perkebunan kakao paling banyak dapat ditemukan di Sulawesi. Selain itu, perkebunan ini juga dapat ditemukan Kalimantan Timur, Jawa Barat, Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Papua. Saat ini, Indonesia merupakan penghasil kakao nomor 4 di dunia.
7. Tebu
Tanaman musiman ini telah menjadi komoditas perkebunan di Indonesia sejak sebelum Indonesia merdeka. Tebu atau Saccharum officinarum L merupakan tanaman tropis sehingga dapat tumbuh subur di Indonesia. Perkebunan tebu dapat dengan mudah di temukan di Jawa maupun di Sumatera.
Batang-batang tebu yang telah dipanen selanjutnya akan diproses menjadi gula. Di samping itu, komoditas ini juga diolah menjadi vetsin. Karena permintaan terhadap komoditas ini tinggi, maka tak heran jika tebu memiliki nilai ekonomis yang juga tinggi.
8. Kelapa
Kelapa sebagai komoditi perkebunan pernah mencapai kejayaannya di Indonesia pada tahun 1990-an. Pada saat itu, kelapa atau kopra banyak dibutuhkan untuk membuat minyak kelapa. Namun, semenjak kelapa sawit mulai dibudidayakan secara luas, perkebunan kelapa telah banyak berkurang.
Saat ini, kelapa masih dimanfaatkan untuk membuat minyak kelapa, namun dalam skala yang lebih kecil. Selain itu, hasil perkebunan ini juga dimanfaatkan untuk membuat gula kelapa.
9. Tembakau
Selama ini, banyak orang mengira bahwa perkebunan tembakau ikut andil dalam meningkatkan jumlah perokok. Akan tetapi, Nicotiana tabacum atau tembakau tidak hanya digunakan untuk membuat rokok dan cerutu. Tanaman ini juga dimanfaatkan untuk membuat pestisida.
Perkebunan tembakau sudah ada sejak lama sekali, mungkin hampir sama lamanya dengan perkebunan teh dan kopi. Saat ini, penghasil tembakau terbesar dan terbaik adalah Deli, Besuki, dan Klaten. Cerutu dari tembakau Deli telah dikenal sebagai salah satu cerutu terbaik di dunia internasional.
10. Vanili
Perkebunan vanili merupakan salah satu perkebunan yang menjanjikan keuntungan besar jika dilakukan dengan baik. Tanaman yang memiliki nama ilmiah Vanilla planifolia ini banyak dibudidayakan di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Lampung.
Hasil perkebunan ini akan diolah menjadi penambah rasa dan aroma makanan maupun minuman. Permintaan vanili terbilang kecil jika dibandingkan dengan permintaan teh dan kopi. Akan tetapi, harga komoditas ini mahal, sehingga pelaku perkebunan dapat memperoleh keuntungan yang memuaskan dari budidaya tanaman ini.
11. Lada
Salah satu tanaman perkebunan yang juga memiliki nilai yang menjanjikan adalah lada atau Piper nigrum. Tanaman semusim ini banyak dimanfaatkan dalam industri makanan karena termasuk rempah yang banyak dibutuhkan. Di samping itu, lada juga digunakan dalam industri pengobatan herbal dan kesehatan.
Daerah penghasil lada yang paling terkenal di Indonesia adalah Bangka dan Belitung. Tanaman yang tumbuh secara merambat ini biasanya dibudidayakan dalam perkebunan polikultur. Salah satu tanaman yang dapat dibudidayakan bersama lada adalah tanaman kopi.
12. Pala
Tanaman rempah lain yang memiliki nilai ekonomis tinggi adalah tanaman pala atau Myristica fragrans. Buah pala menawarkan berbagai manfaat karena semua bagiannya dapat diambil manfaatnya. Sehingga, tak heran jika komoditi perkebunan ini menjanjikan keuntungan.
Daging buah pala dapat diolah menjadi manisan. Sedangkan bijinya dibutuhkan dalam industri makanan. Selain itu, daging buah dan biji tersebut dapat diolah menjadi minyak atsiri yang dibutuhkan dalam industri pengobatan dan kosmetik. Di Indonesia, penghasil pala terbesar berada di wilayah Aceh, Sulawesi, dan Maluku,
13. Cengkeh
Selain menjadi penghasil pala, Maluku juga merupakan penghasil cengkeh. Tanaman yang juga disebut sebagai Syzygium aromaticum tersebut masih saudara dengan pala. Bagian yang dimanfaatkan dari tanaman ini adalah bunganya. Bunga ini memiliki aroma yang khas dan banyak dimanfaatkan dalam industri makanan.
Cengkeh juga dimanfaatkan untuk membuat rokok dan obat herbal. Di samping itu, rempah ini dapat diekstraksi menjadi minyak atsiri melalui pengolahan tertentu. Minyak tersebut biasanya digunakan dalam industri kosmetik atau parfum.
14. Kayu Manis
Cinnamomum zeylanicum merupakan salah satu rempah tertua yang digunakan di dunia. Meski sudah digunakan sejak ribuan tahun yang lalu, rempah ini tetap memiliki permintaan yang tinggi. Bagian yang dimanfaatkan dari tanaman ini adalah kulit kayunya yang memiliki aroma dan rasa yang khas.
Komoditi perkebunan ini banyak digunakan dalam industri pengobatan herbal dan makanan. Penghasil kayu manis yang paling besar di Indonesia adalah Jambi. Selain itu, perkebunan ini juga dilakukan di Sumatera Barat dan Yogyakarta.
15. Rami
Tanaman perkebunan ini telah dimanfaatkan sejak ribuan tahun yang lalu. Boehmeria nivea atau tanaman rami dibudidayakan untuk diambil seratnya. Serat tersebut merupakan salah satu bahan baku tekstil. Di samping itu, serat rami juga dipakai dalam industri kertas.
Komoditas perkebunan ini dapat memberikan keuntungan bagi para pelakunya. Kebun rami dapat ditemukan di daerah Wonosobo, Jawa Tengah, provinsi Lampung, serta wilayah Sumatera lainnya.
16. Mangga
Buah mangga merupakan salah satu komoditi perkebunan yang strategis. Buah ini dapat dengan mudah tumbuh di berbagai wilayah Indonesia. Selain dijual sebagai buah segar, mangga juga diolah menjadi berbagai produk, misalnya jus dan buah kalengan.
17. Durian
Buah ini bisa dikatakan sebagai komoditi perkebunan baru. Dahulu, buah ini hanya diperoleh dari ladang petani. Namun kini, pohon durian menjadi tanaman perkebunan yang dibudidayakan dengan serius.
Dahulu pohon durian hanya dapat dipanen satu tahun sekali. Namun, kini berkat rekayasa genetika, pohon tersebut dapat dipanen dua kali dalam satu tahun. Selain dimakan langsung, buah durian juga dapat diolah menjadi berbagai makanan, contohnya lempok durian.
Semua tanaman perkebunan di atas dapat menjadi sumber devisa bagi negara Indonesia. Namun sayangnya, beberapa tanaman tersebut belum dibudidayakan secara maksimal dan pengolahannya masih dilakukan secara tradisional. Oleh karena itu, pemerintah dan perusahaan swasta harus melakukan langkah besar untuk memperbaiki kekurangan tersebut.