Jenis jenis Bunga Bangkai Serta Ciri dan Manfaatnya

10 min read

Amorphophallus paeoniifolius

Pasti kalian tidak asing bukan dengan bunga bangkai? Bunga yang terkenal akan baunya yang menyengat ini sangat terkenal. Karena baunya inilah yang menjadi ciri khas dan membuat bunga ini populer.

Bukan hanya karena baunya yang khas, ukuran bunga ini juga menjadi ciri khas tersendiri. Ukuran bunga ini cukup besar tetapi tidak sebesar rafflesia arnoldi. Bunga ini dapat di temukan di negara kita tercinta ini lebih tepatnya di pulau Sumatra.

Karena Sumatra memiliki hutan jenis hutan tropis. Dan bunga ini cocok tumbuh di kawasan tersebut.

Taksonomi

Taksonomi

 

Meskipun kita mengenalnya dengan bunga bangkai, tetapi seperti tanaman yang lain bunga ini pun memiliki nama ilmiah. Dari kingdom sampai dengan spesies. Supaya lebih jelas mari kita kupas satu persatu sebagai berikut :

Kingdom                   :                       Plantae

Clade                          :                     Tracheophytes

Clade                          :                     Angiosperms

Clade                          :                     Monocots

Order                         :                      Alismatales

Family                        :                      Araceae

Genus                        :                      Amorphophallus

Spesies                      :                      A. titanum

Seperti yang kita ketahui bahwa bunga ini termasuk ke dalam keluarga Araceae. Araceae ini juga disebut sebagai talas-talasan. Tahukah kalian bahwa bunga ini memiliki umbi.

Dan umbi inilah yang nantinya akan muncul tunas, tetapi perbandingannya 1:1 yaitu satu umbi satu tunas. Umbi bunga ini memiliki ukuran yang berbeda-beda. Ukuran inilah yang akan membedakan jenis-jenis dari bunga ini. Dalam artian setiap jenis memiliki ukuran umbi ang berbeda.

Seperti yang kita ketahui bahwa bunga bangkai ini memiliki ukuran yang cukup besar begitupun dengan umbinya. Bagian garis tengah pada umbi ini memiliki panjang sampai 80 cm.

Tentunya dengan ukuran itu bunganya yang sudah berusia dewasa. Tentunya jika mendengar kata besar pasti kita akan terpikir oleh beratnya. Bunga ini memiliki berat yaitu bisa mencapai 100 kg.

Seperti yang sudah kita pelajari bahwa bunga ini bergenus A. titanum yang artinya tumbuhan yang memiliki ukuran paling besar. Meskipun bunga genus ini sudah terlihat besar ternyata ada genus yang memiliki ukuran jauh lebih besar yang mencapai 5 meter. Genus ini yaitu A. gigas.

Morfologi

Morfologi

Seperti umbi pada umumnya yang berada di dalam tanah, umbi bunga bangkai ini pun sama. Umbi bunga ini memiliki tekstur yang kasar pada permukaan bunga tersebut. Bentuknya pun tidak sama seperti yang lain sedikit gepeng.

Bunga genus ini memiliki daun hanya dua hingga tiga helai saja. Tetapi daun ini sering ditemukan hanya pada bunga bangkai muda. Karena daun bunga ini memiliki jenis daun yaitu jenis soliter atau tunggal.

Seperti tumbuhan yang lain bunga ini pun memiliki seludang. Seludang ini memiliki fungsi sebagai pelindung. Selain itu, dalam perkembangbiakan yang berasal dari putik dan benang sari pasti memerlukan bantuan dari serangga.

Nah seludang inilah yang akan membuat serangga tertarik untuk hinggap di bunga tersebut. Sepatutnya bunga ini tidak cocok disebut bunga tetapi perbungaan.

Bunga ini memiliki struktur yaitu bunga telanjang yang berjumlah ratusan. Dari struktur tersebut jadilah bunga majemuk. Kalian jangan menyalah artikan telanjang ini ya, telanjang disini adalah tidak memiliki kelopak bunga.

Sedangkan yang di tengah yang tumbuhnya ke atas itu adalah tonggol yang sebenarnya itu adalah mahkota bunga. Nah bunga ini ternyata adalah tumbuhan yang primitif.

Kenapa disebut primitif ? Karena terpisahnya letak bunga betina dan juga jantannya. Dan kedua bunga tersebut terletak di tonggol. Nah selain bagian kedua bunga tersebut, terdapat bagian bunga yang disebut appendiks.

Nah ketiga bagian bunga tersebut dapat kita temukan dalam satu tonggol atau lebih jelasnya ketiga bunga tersebut adalah susunan dari tonggol. Pasti kalian bertanya-tanya apa itu appendiks.

Appendiks ini adalah tumbuhan yang sama sekali tidak memiliki alat kelamin untuk berkembangbiak atau biasanya sering disebut bunga steril. Nah di bagian bawah bunga ini adalah bunga jantan.

Sedangkan yang bagian yang paling bawah dari bagian tonggol adalah bunga betina. Jadi dapat kita simpulkan bahwa dari ketiga bagian tersebut yang berada di tengah adalah bagian bunga jantan.

Nah sekarang bagaimana kita membedakan bunga betina dan jantan ? Bunga betina ini tidak memiliki kepala yang tidak seperti pada umumnya bunga. Sedangkan bunga betinanya itu menempel di bagian tonggol.

Tidak seperti bunga betina yang tidak memiliki kepala, justru bunga jantan memiliki kepala sari. Kepala sari dari bunga jantan  tersebut memiliki bentuk yang seperti atau mungkin bisa dibilang mirip kotak.

Baca Juga :  Bunga Rosela : Taksonomi, Manfaat dan Cara Pengolahannya

Sedangkan untuk ketinggiannya sendiri, bunga ini mampu tumbuh sampai 2 meter. Dan untuk lebarnya sendiri saat bunga sedang mekar mampu mencapai diameter 1,5 meter.

Bahkan bunga ini pernah mencapai ketinggian sampai 3,17 meter tepatnya pada tahun 2004. Tumbuhan yang pada waktu itu tumbuh dengan ketinggian seperti itu terletak di Kebun Raya Bogor.

Sebaran dan Habitat

Sebaran dan Habitat

Habitat bunga ini adalah hutan hujan tropis. Dan yang seperti kalian ketahui di Indonesia, hutan hujan tropis ini dapat ditemukan di Pulau Sumatra. Bunga ini adalah tumbuhan asli yang berasal dari pulau tersebut lebih tepatnya di Bengkulu dan Lampung.

Tumbuhan ini termasuk jenis tumbuhan endemik. Namun bunga ini tidak hanya tumbuh di wilayah Sumatra saja, seperti yang sudah di bahas bunga ini juga terdapat di Bogor.

Untuk bisa menanam bunga ini kita harus menyesuaikan tempat agar sesuai dengan habitatnya. Tanah yang sangat cocok untuk ditanami bunga ini adalah jenis tanah kapur.

Karakteristik dari bunga ini salah satunya adalah tumbuhan bawah kanopi. Bunga ini hanya dapat kita temukan di wilayah dengan iklim tropis ataupun subtropis. Oleh karena itu bunga ini adalah salah satu yang sering dicari-cari oleh kebanyakan orang.

Sedangkan wilayah dengan iklim tropis dan subtropis biasanya terletak di dataran rendah. Karena tumbuhan ini dapat tumbuh di area terbuka dengan tanah yang lembah dikarenakan itu adalah habitat alami dari tumbuhan ini.

Bunga bangkai tidak hanya bisa ditemukan di Indonesia saja melainkan bisa ditemukan di mulai dari wilayah Afrika Barat sampai ke wilayah Kepulauan Pasifik.

Seperti yang sudah dipelajari tadi bahwa bunga ini hanya dapat di temukan di dataran rendah yang memiliki ketinggian antara 120 hingga 135 meter di atas permukaan laut.

Nah wilayah atau daerah yang dapat ditumbuhi bunga ini diantaranya adalah ladang penduduk, hutan bagian tepi, hutan sekundar serta bagian pinggir dari aliran sungai.

Wilayah-wilayah tersebut sekarang sudah mulai berkurang, karena di jadikan tempat tinggal atau yang lainnya. Karena itulah bunga ini menjadi langka atau menurun populasinya.

Nah untuk memperbaiki populasi dari bunga ini kita dapat membuat beberapa wilayah yang mirip dengan habitat asli dari bunga ini. Oleh karena itu banyak lereng barat yang djadikan populasi baru untuk bunga ini.

Mengapa lereng barat, karena lereng barat memiliki ketinggian sekitar 1.500 kaki. Curah hujannya pun di pikirkan agar bunga ini dapat tumbuh dengan baik yaitu dengan curah hujan per tahun sekitar 100 inchi.

Sejarah dan Penemunya

Sejarah dan penemunya

Bunga bangkai ini yang sudah kita ketahui tadi bahwa bunga ini berasal dari negara Indonesia. Jadi bunga ini di anggap tumbuhan asli Indonesia tepatnya Sumatra.

Meskipun asli Indonesia penemu dari bunga ini bukan berasal dari Indonesia lho. Penemu bunga ini berasal dari Italia yaitu Dr. Odoardo Beccar yang beliau ini adalah seorang peneliti. Bunga ini ditemukan tepatnya pada tahun 1878.

Bunga bangkai ini ditemukan oleh beliau di area sekitar air terjun, Lembah Anai, Sumatra Barat. Karena tumbuhan ini langka dan memiliki bentuk yang unik, banyak peneliti dari berbagai belahan dunia tertarik untuk menjadikannya objek penelitian.

Penelitian untuk bunga ini di adakan di rumah kaca. Meskipun begitu juga perlu di lakukan penelitian di habitat aslinya karena kita juga perlu tahu habitat yang cocok untuk ditanami bunga ini seperti apa.

Tetapi penelitian di habitat aslinya ini belum komprehensif dari informasi dan juga datanya. Oleh karena itu para peneliti sulit untuk memprediksi berapa jumlah populasi yang tumbuh alami di habitatnya.

Karena kelangkaan serta dari segi bentuk, bau dan yang lainnya bunga ini sangat terkenal bahkan sampai ke mancanegara. Dan di habitat aslinya yaitu di Bengkulu bunga ini dijadikan maskot dan juga ikon pariwisata.

Seperti yang sudah kita ketahui bahwa bunga ini juga tumbuh di daerah Bogor lebih tepatnya di Pusat Konservasi Kebun Raya Bogor. Bunga yang tumbuh disini bukan hanya dijadikan ikon pariwisata saja tetapi juga dijadikan edukasi serta untuk memperlihatkan kekayaan flora yang ada di Indonesia.

Ciri-ciri dari Bunga Bangkai

Ciri-ciri dari bunga bangkai

Ciri dari bunga ini yang memiliki ukuran besar dan memiliki bau lain dari yang lain sudah kita bahas. Ciri lain dari bunga seperti daun dan juga batang akan kita bahas.

Dau bunga ini memiliki bentuk yang dianggap biasa seperti pada tumbuhan lain. Bentuk batang nya pun lain dari yang lain yaitu batang bernoda. Kita juga sudah membahas tentang ketinggian dari bunga bangkai ini yaitu antara 1,5 hingga 4 meter.

Seperti yang sudah dibahas juga bahwa perbungaan bunga ini memiliki tonggol atau juga dapat disebut spadix. Nah spadix ini tumbuhnya menjulang, karena tinggi sudah pasti ke atas ya tumbuhnya.

Spadix ini memiliki warna kuning kemerah-merahan. Selain tonggol bunga ini juga memiliki seludang atau juga di sebut spatha. Spatha ini memiliki warna yang ungu kehijau-hijauan. Umbi yang ada di dalam tanah pada bunga ini merupakan akar dari tumbuhan ini.

Baca Juga :  Fakta Bunga Melati Serta Ragam Jenis dan Manfaatnya

Ternyata buah ini juga memiliki buah lho. Buah dari tumbuhan ini memiliki warna orange tua atau merah cerah. Buah ini memiliki bentuk yang agak bulat dan lonjong.

Cara tumbuh buah ini adalah dengan bergerombol. Buah ini juga memiliki biji, biji tersebut memiliki bentuk ellips. Dan memiliki warna jingga kemerahan atau biru keputihan.

Meskipun tumbuhan ini langka, tetapi bunga ini juga dapat dibudidayakan. Agar nantinya tumbuh seperti bunga bangkai yang hidup di tempat asalnya, budidaya yang dilakukan juga harus sesuai dengan tempat asalnya atau habitatnya.

Bau yang dihasilkan oleh bunga ini pastilah memiliki fungsi tersendiri, yaitu agar lalat dan juga kumbang dapat tertarik sehingga akan membantu penyerbukan.

Saat akan mekar, suhunya akan meningkat menjadi 50 sampai 60 derajat Celcius di bagian dalam dari bunga tersebut. Peningkatan suhu ini terjadi pada malam hari.

Sehingga menimbulkan asap karena perbedaan suhu yang sangat dingin dan juga panas.

Seperti yang dibahas sebelumnya juga bahwa bunga ini adalah bunga majemuk atau juga disebut perbungaan dan inflorensens. Susunan dari bunga ini hanya akan bertahan 3 hingga 4 hari saja.

Lalu apakah bunga nya akan mati atau layu ? Ya, tetapi bunga yang baru akan muncul di atas bunga yang sudah layu atau mati. Dan seperti itulah pertumbuhan dari bunga bangkai ini, mati tumbuh lagi lalu mekar lalu mati dan seterusnya akan berulang-ulang.

Nutrisi yang di perlukan

Nutrisi yang di perlukan

Apakah kalian tahu perbedaan dari bunga bangkai dan juga rafflesia arnoldi selain dari bentuk bunganya. Kenapa rafflesia arnoldi karena sering dianggap sama oleh kebanyakan orang.

Mereka dianggap sama karena sama-sama memiliki bau yang menyengat. Tetapi sebenarnya mereka sangat berbeda. Seperti yang kita tahu bahwa akar dari bunga bangkai adalah umbi yang berfungsi menyimpan makanannya sendiri.

Berbeda dengan rafflesia arnoldi karena tumbuhan ini adalah tumbuhan parasit. Dari segi fungsi bau bunganya pun berbeda.

Untuk bunga bangkai sendiri berfungsi untuk penyerbukannya karena bau tersebut untuk menarik serangga. Sedangkan aroma dari bunga rafflesia arnoldi digunakan untuk menarik atau lebih tepatnya memangsa para serangga yang hinggap karena dijadikan nutrisi oleh bunga tersebut.

Bunga bangkai ini tidak akan mekar jika nutrisi yang terdapat dalam umbi ini tidak cukup. Tetapi ketika nutrisi yang di butuhkan itu cukup, maka bunga ini akan mekar setelah 1 sampai 1,5 bulan.

Umbi ini pun tumbuh dengan pola yang sama dengan bunganya, yaitu mengecil saat daunnya mulai tumbuh. Daun ini akan berfotosintesis yang nantinya akan menghasilkan nutrisi baru. Dan dengan nutrisi itu umbi yang sudah mengecil akan digantikan dengan umbi yang baru.

Sama seperti bunganya yang besar begitupun dengan umbi tersebut yang beratnya melebihi bunganya yaitu 117 kg. Dan jika sudah mengecil umbi yang baru akan tumbuh jauh lebih besar dari yang sebelumnya. Karena memiliki berat yang seperti itu tentulah ukurannya juga besar.

Jenis-jenis Bunga Bangkai

Jenis-jenis bunga bangkai

Seperti yang kita ketahui bahwa bunga ini memiliki genus Amorphopallus. Amorphopallus ini adalah jenis bunga yang memiliki ukuran paling besar dan juga terkenal.

Jumlah spesies tersebut bahkan sangat banyak yang tersebar di berbagai belahan dunia yaitu 176 jenis mungkin lebih. Di Indonesia jenis ini terdapat 14,2% dari genus Amorphopallus yang ada di seluruh dunia.

Lebih tepatnya terdapat 25 jenis. Tetapi yang merupakan tumbuhan endemik yang ada sekitar 18 jenis. Berikut adalah rinciannya :

  • Sumatera : 8 jenis
  • Jawa : 6 jenis
  • Kalimantan : 3 jenis
  • Sulawesi : 1 jenis

Di dalam umbi bunga ini terdapat kandungan glukomannan yang bisa dijadika obat-obatan. Bebrapa jenis yang memiliki kandungan itu yaitu Amorphopallus konjac dan Amorphopallus paeoniifolus.

Seperti yang sudah dibahas sebelumnya tidak hanya jenis bunga bangkai A. titanum yang hidup di Indonesia, diantaranya adalah :

1. Amorphophallus hewitti

Amorphophallus hewitti

Jenis bunga ini memiliki warna batang hijau, dan di permukaannya terdapat bercak yang berwarna putih. Jenis bunga ini juga memiliki buah, warna buah ini adalah kuning apabila sudah masak.

Tingginya pun tidak jauh berbeda dengan jenis A. titanum yaitu sekitar 180 cm. Wilayah yang cocok untuk jenis ini adalah 101 hinga 200 meter di atas permukaan laut.

Tumbuhan ini dapat tumbuh di daerah yang kurang pencahayaan matahari dan di tanah yang memiliki banyak humus. Daerah yang coccok untuk jenis ini adalah daerah Singkawang, Kalimantan Barat.

2. Amorphophallus paeoniifolius

Amorphophallus paeoniifolius

Sementara jenis yang sebelumnya berada di Kalimantan, jenis bunga ini berada di Pulau Sumatra, Sulawesi, dan juga Jawa. Bunga jenis ini mempunyai pigmen antosianin.

Fungsi pigmen tersebut adalah memberikan warna pada bunga saat mekar yaitu warna merah jambu sampai ungu. Daun bunga ini memiliki warna hijau muda sampai hijau tua.

Tekstur dari daun ini adalah lunak. Jenis bunga ini dapat optimal di daerah yang kurang cahaya, seperti yang sebelumnya. Tekstur dari bunga jenis ini adalah kasar.

Baca Juga :  Bunga Lawang : Morfologi, Kandungan dan Manfaat

Jenis ini dapat tumbuh hingga 1,5 meter. Umbi bunga ini juga dapat dijadikan obat dan bahan makanan.

3. Amorphopallus gigass

Amorphopallus gigass

Bunga jenis ini mendapat predikat sebagai bunga majemuk tertinggi di dunia. Berbanding terbalik dengan tingginya, bunga ini justru bagian kelopak dan tangkainya memiliki ukuran yang lebih pendek.

Dan yang menjadikannya lebih istimewa adalah mekar bunganya yang hanya akan mekar tiga tahun sekali.

Status Konservasi Bunga Bangkai

Status konservasi bunga bangkai

Seperti yang sudah dikatakan di atas bahwa bunga ini termasuk bunga yang langka atau juga di sebut Vulnerable. Hal ini sudah ditetapkan oleh WCMP (World Conservation Monitoring Centre) dan IUCN (International Union for Conservation of Nature).

Tetapi predikat yang disandang oleh bunga ini dicabut dikarenakan data yang ada kurang valid. Mengapa bisa terjadi demikian ?

Karena para peneliti tidak melakukan penelitian yang cukup pada bunga di tempat aslinya tumbuh. Karena itulah bunga ini tidak diketahui dengan pasti berapa jumlahnya. Bahkan sebarannya pun juga menjadi perbincangan karena data yang kurang valid tersebut.

Tetapi di Indonesia bunga ini sangat di lindungi karena tumbuhan ini adalah tumbuhan asli Indonesia. Bahkan perlindungan itu di atur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 7 tahun 1999.

Meskipun bunga ini tidak diketahui jumlah pastinya, tetapi populasi bunga ini telah menurun hingga sangat drastis. Terlebih lagi di tempat asalnya tumbuh. Itulah mengapa tumbuhan ini harus di lindungi dan dilestarikan.

Karena bisa terjadi ? Karena kawasan asli dari bunga ini sudah dijadikan kebun karet dan kebun kopi sehingga tidak ada tempat untuk bunga ini tumbuh.

Selain itu umbinya yang sangat bermanfaat pun sering dicari untuk dijadikan obat. Selain itu juga ada burung rangkong, kenapa bunga ini menjadi penyebabnya.

Karena burung inilah yang membantu penyebaran bunga ini, tetapi burung ini banyak di buru oleh masyarakat sekitar. Lalu apa yang harus kita lakukan agar bunga ini tidak punah ?

Yaitu dengan membuat konservasi eks-situ. Nah cara ini adalah cara untuk melestarikan tumbuhan maupun hewan di luar habitatnya. Biasanya yang di lestarikan adalah yang hampir langka ataupun punah.

Nah wilayah atau kawasan yang sudah berhasil melakukan cara ini adalah Kebun Raya Bogor. Mereka menanam bunga ini sekitar tahun 1920 dan membutuhkan waktu hingga 9 tahun untuk bunga ini mekar yaitu pada tahun 1929.

Karena itu bunga ini menjadi salah satu ikon dan obyek dari tempat itu yang sering di kunjungi oleh pengunjung.

Perkembangbiakan Bunga Bangkai

Perkembangbiakan bunga bangkai

Perkembangbiakan bunga bangkai ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu vegetatif dan juga generatif.

Cara vegetatif untuk perkembangbiakan bunga bangkai ini adalah batang tumbuh tunggal, dan di bagian atas dari umbinya menumbuhkan daun. Cara ini terjadi membutuhkan waktu 2 hingga 3 tahun.

Pada saat cara ini sedang berlangsung, maka buahnya akan berubah warna menjadi merah. Sedangkan pada bagian pangkal bunga yang sudah bekas akan tumbuh biji dari dalamnya.

Seperti yang sudah dibahas tadi bahwa burung rangkong membantu penyebaran dari bunga ini adalah dengan cara memakan buah dari bunga bangkai ini.

Kotoran yang dikeluarkan oleh burung ini terdapat biji dari buah yang sudah dimakan. Dan pastilah burung ini tidak bertempat di tempat yang sama, burung ini pasti berpindah. Maka biji dari buah tersebut akan tumbuh dimana burung ini mengeluarkannya.

Nah sedangkan generatif dari bunga ini merupakan fase bunga ini akan mekar. Selain dengan dua cara diatas ada cara lain yang bisa kita gunakan untuk menanam bunga bangkai ini.

Para penelitilah yang telah mengembangkan cara ini. Cara ini tidak lain adalah stek. Karena para penelitilah yang mengembangkan cara ini jadi cara ini merupakan buatan.

Pada tahun 2000 sampai tahun2001 para peneliti asal Australialah yang melakukan pengembangbiakan dengan cara ini. Mereka juga menambahkan hormon pertumbuhan dalam penanamannya.

Badan yang berasala dari Australia yang menggunakan cara ini adalah BKSDA ( Badan Konservasi Sumber Daya Alam) dan juga The Royal Botanic Gardens Sydney.

Di Kebun Raya Bogor menggunakan cara lain untuk menanam bunga ini. Cara yang digunakan adalah penyerbukan secara buatan juga. Dengan cara ini buah yang dihasilkan adalah di luar habitat.

Tetapi waktu yang dibutuhkan untuk bunga bakung ini agar mekar lebih lama daripada cara yang lain yaitu mencapai 20 hingga 40 tahun. Penantian yang lama untuk menunggu bunga bakung ini mekar tetapi kita hanya beberapa hari kita dapat melihatnya.

Oleh sebab itu, banyak peneliti yang lebih memilih meneliti jenis ini dibanding yang lain.

Manfaat dari Bunga Bangkai

Manfaat dari bunga bangkai

Meskipun bunga bangkai ini memiliki aroma yang tidak enak atau lebih tepatnya busuk. Tetapi bunga ini menyimpan begitu banyak manfaat di dalamnya, diantaranya adalah :

1.Menjaga kesehatan tulang,

2.Sumber energi,

3.Mencegah penyakit,

4.Sebagai anti racun,

5.Meningkatkan imunitas manusia,

6.Sebagai bahan makanan,

7.Menyembuhkan luka pada tubuh,

8.Meningkatkan stamina,

9.Sebagai anti inflamasi,

10.Menyembuhkan penyakit kulit,

11.Menjaga daya tahan tubuh,

12.Olahan umbi bunga bangkai,

13.Sebagai obat tradisional,

14.Dan masih banyak lagi.

Jadi bisa disimpulkan bahwa jangan pernah melihat sesuatu dari luarnya, dibalik baunya yang busuk terdapat manfaat yang berguna bagi tubuh dan kehidupan sehari-hari. Karena tidak ada yang sempurna di dalam dunia ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *