Pernah mendengar suara bising yang hampir membuat telinga Anda sakit mendengarnya? Jika Anda pernah mengalami hal demikian, maka itulah yang dinamakan polusi suara. Kebisingan yang muncul oleh berbagai sebab merupakan polusi yang bisa merusak gendang telinga manusia dan makhluk hidup lainnya jika secara terus menerus didengarkan.
Ada banyak sekali jenis polusi suara mulai dari bunyi klakson kendaraan bermotor yang keras, bunyi mesin pabrik, dan lain sebagainya. Mau tahu lebih lanjut tentang penjelasan jenis polusi satu ini? Berikut adalah penjelasan yang lebih mendetail:
Definisi Polusi Suara
Polusi suara adalah salah satu dari bentuk pencemaran lingkungan yang perlu sekali untuk diwaspadai. Jadi polusi tidak hanya terjadi pada udara, cahaya, tanah dan air saja karena polusi jenis inipun dapat berdampak buruk pada lingkungan.
Ya, polusi suara merupakan bentuk dari gangguan yang terjadi pada lingkungan akibat dari bunyi-bunyian yang membuat telinga siapapun merasa tidak nyaman. Pencemaran atau polusi suara ini tidak hanya berdampak pada manusia saja, namun juga pada hewan.
Pencemaran ini bisa terjadi apabila ada sebuah suara dengan bunyi yang sangat tinggi dan frekuensi yang dihasilkan melebihi batas minimal untuk didengar.
Gangguan ini sebenarnya mempunyai sifat subyektif, karena didasarkan pada preferensi orang yang mendengarnya. Jika suara keras dianggap tidak mengganggu seseorang, maka bisa jadi itu tidak dianggap sebagai bentuk pencemaran suara.
Sebaliknya, jika seseorang yang mendengar suara yang keras dan lantang sangat mengganggunya, maka bisa dikatakan suara itu adalah bentuk dari adanya polusi suara.
Baca Juga : Penyebab Polusi Air Serta Dampak, dan Cara Mengatasinya
Indikasi Terjadinya Pencemaran Suara
Lalu apa sih yang menjadi indikasi sebuah suara dikatakan mencemari lingkungan? Apakah semua suara keras adalah indikator terjadinya pencemaran suara? Tentu tidak bukan?
Nah, secara naluriah, seorang manusia itu mempunyai kemampuan mendengar bunyi dari 20 Hz hingga 20.000 Hz.
Jika dikonversi ke dalam satuan desibel, maka batas kemampuan minimal manusia untuk mendengar suara adalah sekitar 80-140 desibel. Namun, umumnya manusia hanya sanggup mendengarkan suara hingga 80 desibel saja.
Artinya, jika manusia mendengar sumber suara melebihi 80 desibel atau bahkan hingga 140 desibel ke atas, bisa dikatakan suara itu adalah indikasi adanya sebuah polusi suara.
Cara Mengukur Pencemaran Suara
Walaupun penilaian terhadap polusi suara dianggap subyektif karena seseorang tidak bisa mengukur angka desibel dari sumber suara yang didengar, namun ada parameter yang bisa Anda gunakan untuk mengukur tingkat pencemaran suara. Cara ini bisa dilakukan dengan mudah dan sederhana, yakni :
1. Gunakan Sound Level Meter
Cara pertama adalah gunakan sebuah alat bernama sound level meter (SLM) dengan satuan desibel dB(A). Gunakan alat ini selama 10 menit pada setiap kali melakukan pengukuran dan lakukan pembacaan di setiap 5 detiknya.
Anda bisa mengunduh alat ini di Play Store atau App Store karena ada banyak sekali aplikasi SLM yang dapat Anda unduh gratis.
2. Gunakan Integrating Sound Level Meter
Cara kedua untuk mengukur adanya pencemaran suara agar dianggap tidak subyektif adalah dengan menggunakan alat bernama Integrating Sound Level Meter (ISLM). Pastikan ISLM yang digunakan sudah mempunyai fitur pengukur LTM5.
LTM5 adalah leq yang mempunyai waktu ukur tiap 5 detik dan proses pengukuran akan dilakukan selama kurang lebih 10 menit. ISLM juga bisa Anda unduh gratis di smartphone.
Penyebab Pencemaran Suara
Apa sih sebenarnya penyebab adanya pencemaran suara itu sendiri? Berikut adalah beberapa penyebab umum adanya pencemaran suara :
- Suara teriakan orang yang sangat keras sehingga mampu memekakan telinga siapapun yang mendengarnya
- Suara kereta api yang lewat
- Suara mesin pabrik
- Motor atau mobil yang membunyikan klakson dengan sangat keras hingga menghasilkan suara yang bisa menyebabkan orang kaget dan sakit telinga
- Suara bising knalpot dari kendaraan bermotor
- Suara petir yang menggelegar
- Suara gunung berapi yang meledak
- Suara pesawat yang lewat di atas
- Suara speaker masjid
- Suara yang dihasilkan dari speaker yang sedang rusak dan meghasilkan suara dengungan yang mengganggu
Baca Juga : Penyebab Polusi Tanah Serta Dampak dan Cara Mengatasinya
Dampak Pencemaran Suara Terhadap Manusia
Ada beberapa dampak dari pencemaran suara pada manusia. Namun, dampak ini tidak selalu terjadi pada orang yang sama, mengingat sifat pencemaran jenis ini adalah subyektif.
Namun, jika pada Anda tinggal di daerah yang hampir setiap harinya mendengarkan polusi suara seperti dekat stasiun atau bandara, atau tinggal di depan jalan umum, maka ada beberapa dampak yang berpengaruh pada kehidupan dan kesehatan Anda seperti :
1. Masalah Pendengaran
Mendengar adalah salah satu fungsi dari lima indera yang dimiliki manusia. Dengan demikian, indera pendengaran adalah bagian penting dari kehidupan siapa pun. Namun, meski telinga berfungsi untuk menerima gelombang suara, telinga juga mempunyai batas tertentu.
Ketika sampai pada titik yang disebut sebagai kebisingan, maka itu bisa mengganggu kapasitas pendengaran seseorang. Suara keras dapat menyebabkan gangguan pendengaran yang fatal jika terjadi secara terus menerus.
2. Tinnitus
Tinnitus didefinisikan sebagai sensasi suara tanpa adanya sumber suara eksternal. Tinnitus yang disebabkan oleh paparan kebisingan yang berlebihan. Pada beberapa orang, tinnitus dapat menyebabkan gangguan tidur, efek kognitif, kecemasan, tekanan psikologis, depresi, masalah komunikasi, frustasi, mudah tersinggung, ketegangan, ketidakmampuan untuk bekerja, dan sebagainya.
3. Insomnia atau Kesulitan Tidur
Kebisingan dapat mengganggu waktu tidur Anda karena efek psikologisnya. Suara bising di sekitar dapat mengganggu ketenangan tidur dan pada akhirnya bisa menyebabkan stres. Polusi suara yang menyebabkan Anda kehilangan waktu tidur bisa mengganggu fungsi normal tubuh, menyebabkan ketidaknyamanan, kelelahan, dan mudah murung.
4. Mengurangi Fungsi Kognitif
Telinga terhubung ke otak, yang mengkoordinasikan respons rangsangan tubuh. Semua gelombang suara yang mengenai telinga dikirim ke otak untuk ditafsirkan. Jika manusia terlalu banyak mendengar suara bising maka pencemaran suara ini pada akhirnya bisa menumpulkan otak dan berdampak pada tingkat respons yang lebih rendah oleh otak.
Oleh sebab itu, fungsi kognitif manusia kemudian akan berkurang, begitu pula kemampuan untuk memecahkan masalah secara normal. Seseorang yang tinggal di daerah dengan kebisingan terlalu sering cenderung memiliki daya kognitif yang lebih rendah dibandingkan dengan orang yang tinggal di lingkungan yang lebih tenang.
5. Tekanan Darah Tinggi dan Penyakit Jantung
Terlalu banyak polusi suara juga bisa menyebabkan jantung manusia terganggu dan akhirnya berdetak lebih cepat sehingga meningkatkan tekanan darah. Apabila Anda mendengarkan suara yang keras melebihi batas, maka hormon stres seperti adrenalin dan kortisol juga dilepaskan.
Oleh karena itu, tekanan darah pasti akan meningkat di lingkungan yang bising, sehingga mendorong aliran darah lebih cepat. Aliran darah yang cepat pada akhirnya akan menyebabkan sekresi katekolamin.
Sekresi katekolamin adalah hormon yang semakin memperbesar frekuensi jantung memompa darah. Eksposur secara teratur akan membuat tubuh mendapatkan impuls yang lebih tinggi sehingga tekanan darah meningkat.
Jika tekanan darah terus meningkat, hal itu dapat menyebabkan Anda terkena potensi penyakit terkait jantung seperti tekanan darah tinggi dan stroke. Anda juga bisa terkena penyakit kardiovaskular lainnya seperti hipertensi dan arterosklerosis, yang disebabkan oleh pelebaran pupil dan penyempitan pembuluh darah.
6. Kesulitan Berkomunikasi
Pencemaran suara dengan desibel tinggi dapat menimbulkan ketidaknyamanan dan mungkin tidak memungkinkan dua orang untuk berkomunikasi dengan jelas. Hal ini dapat menyebabkan kesalahpahaman, dan seseorang mungkin sulit memahami orang lain. Suara keras yang terus-menerus dapat menyebabkan sakit kepala parah dan mengganggu keseimbangan emosi manusia.
Baca Juga : Karakteristik Sampah Anorganik Serta Manfaat dan Contohnya
Dampak Pencemaran Suara Bagi Hewan
Sebagaimana yang dijelaskan sebelumnya, bahwa adanya polusi udara sebenarnya bukan hanya merugikan manusia saja, namun juga makhluk hidup lainnya seperti hewan. Berikut adalah dampak polusi suara pada hewan :
1. Kesulitan Mencari Makan
Beberapa burung dan hewan seperti kelelawar, paus, dan lumba-lumba menggunakan kemampuan pendengaran mereka yang tajam. Pendengaran tajam pada hewan dikenal sebagai ekolokasi dan kemampuan ini digunakan hewan untuk bergerak, mencari makan, dan menghindari mangsa.
Polusi suara bisa melemahkan kemampuan hewan karena kebisingan bisa memonopoli semua suara yang ada. Akibatnya, terjadi peningkatan migrasi hewan dari habitat alami untuk mencari tempat yang lebih tenang agar bisa mendapatkan makan dengan nyaman.
Beberapa spesies hewan perlahan-lahan punah karena adanya pencemaran suara. Banyak hewan bermigrasi ke ekosistem lain yang tidak cocok untuk mereka dan akhirnya mati.
2. Masalah Pendengaran
Lumba-lumba dan paus sering berkunjung ke perairan samudra besar. Namun, karena suara keras yang terus-menerus dari mesin bor di lautan, beberapa dari kemampuan pendengaran hewan ini telah sangat terpengaruh, dan beberapa hewan kemudian mengalami gangguan pendengaran permanen.
3. Masalah Reproduksi
Hewan menggunakan suara unik untuk mengetahui lokasi pasangannya dan menjauh dari bahaya. Burung juga menggunakan suara bernada rendah untuk menarik pasangan. Beberapa suara yang dihasilkan burung dibuat dengan sangat rendah sehingga hanya dapat didengar oleh hewan yang dapat menangkap suara tersebut. Bahkan suara tersebut tidak terdengar oleh telinga manusia.
Nah, dengan adanya pencemaran suara dan lingkungan yang bising akan mencegah hewan menemukan pasangannya dan melakukan reproduksi. Polusi suara bisa menyebabkan spesies burung dan hewan lainnya sulit untuk kawin dan berkembang biak. Tanpa berkembang biak, itu berarti tidak ada keturunan baru.
4. Penurunan Produksi
Kebisingan menghalangi produktivitas hewan baik di alam liar maupun yang dijinakkan. Sapi menghasilkan lebih sedikit susu jika ada kebisingan di sekitar mereka selama pemerahan. Sapi menjadi gelisah dan cenderung sulit melakukan produksi susu karena takut dan tidak nyaman.
Ayam juga bisa kesulitan melakukan produksi telur jika terpengaruh oleh kebisingan. Ya, akan ada penurunan drastis dalam produksi telur untuk lapisan di lingkungan yang bising.
5. Perubahan Perilaku
Seperti halnya manusia, hewan liar juga mengalami perubahan perilaku tergantung pada tingkat kebisingan yang ada. Gejolak yang disebabkan oleh kebisingan mempengaruhi pola perubahan yang meningkat pada semua hewan.
Kebisingan membuat hewan tidak dapat berkomunikasi, dan mengubah perilaku mereka menjadi mengerikan. Kumbang, adalah salah satu contohnya, yang mana hewan ini sangat mudah terganggu oleh suara bising sehingga akhirnya hewan ini saling membunuh.
Begitu banyaknya dampak merugikan dari adanya polusi suara pada manusia dan hewan ini setidaknya harus diwaspadai. Masih ada banyak sekali kerugian lain yang tidak disadari sehingga jika Anda mendengarkan suara yang memekakkan telinga, ada baiknya jika Anda menghindari suara tersebut.