Sistem Pertanian Terpadu

5 min read

Pertanian-Terpadu

Ketersediaan lahan yang semakin sempit merupakan salah satu masalah terhambatnya sistem pertanian. Hal ini bisa dilihat di sekeliling Anda, area pertanian banyak yang sudah dialihfungsikan. Oleh karena itu, sistem pertanian terpadu diperkenalkan sebagai solusi kemandirian dan swasembada pangan petani lokal.

Solusi tersebut dapat dilakukan dengan beberapa cara pertanian yang efektif. Misalnya dengan meningkatkan produktivitas lahan, konservasi lingkungan, program pembangunan, dan pengembangan desa secara terpadu.

Pengertian Sistem Pertanian Terpadu

Pengertian-Sistem-Pertanian-Terpadu

1. Ekosistem sesuai Hukum Alam

Sistem Pertanian Terpadu adalah upaya pemanfaatan ulang tumbuhan dan hewan untuk menciptakan ekosistem yang berjalan sesuai hukum alam. Pada dasarnya, pertanian yang baik meliputi aktivitas yang tidak merusak lingkungan. Keseimbangan ekosistem tetap terjaga agar energi dan unsur hara tetap pada kadar yang seimbang.

Dengan demikian, produktivitas pertanian pun bisa berkelanjutan secara efektif dan efisien. Pertanian terpadu mengutamakan pemanfaatan seluruh potensi alam agar mendapat hasil panen yang seimbang. Aktivitas pertanian ini umumnya melibatkan makhluk hidup dalam jangka waktu tertentu. Terutama saat melakukan produksi pertanian.

Menggunakan sistem ini dapat membuat bahan organik bisa terikat lebih baik ke dalam tanah. Selain itu, penyerapan karbon bisa berkurang dibanding menggunakan teknik pertanian biasa. Seperti yang sudah diketahui sebelumnya, pertanian konvensional banyak memanfaatkan pupuk kimia.

Tujuan pangan dapat diperoleh secara efektif dan efisien dengan cara pertanian yang terpadu. Hal ini bisa dilakukan di suatu daerah secara kolektif. Di daerah tersebut bisa dibangun beberapa sektor penting, misalnya sektor pertanian, tanaman, dan perikanan. Apabila dikelola dengan baik, sektor-sektor tersebut bisa menciptakan ekosistem yang lengkap dan terawat.

2. Minim Limbah

Seluruh komponen produksinya menghasilkan limbah yang lebih minim. Hal ini karena adanya dukungan komponen lainnya. Tidak hanya soal limbah, sistem ini pun dapat meningkatkan hasil produksi dan mengurangi biaya yang harus dikeluarkan.  Penerapan sistem pertanian terpadu juga dapat membuka peluang penghasilan yang lebih luas bagi petani.

Baca Juga :  Pengertian Musim, Faktor Penyebab, dan Jenisnya di Indonesia

Kegiatan ini menjadi perhatian tersendiri terhadap polikultur dan diversifikasi tanaman. Polikultur sendiri merupakan campuran budidaya pertanian yang memanfaatkan lahan yang sama. Melalui sistem ini petani juga akan mendapat penghasilan lebih dari menanam sayur, padi, bahkan beternak kambing.

Tidak hanya itu, kotoran ternak pun bisa dimanfaatkan menjadi pupuk kandang. Hasil ternak pun bisa berupa susu atau daging untuk dijual di pasaran.

Baca Juga : Definisi Alat Pertanian Modern Beserta Jenis-jenis dan Manfaatnya

Latar Belakang Sistem Pertanian Terpadu

Latar-Belakang-Sistem-Pertanian-Terpadu

Masyarakat Indonesia banyak yang berprofesi sebagai petani karena keadaan alam yang kaya dan kondisi  tanah yang subur. Seiring berkembangnya zaman, profesi pertanian kini dipandang sebelah mata. Padahal, petani sangat berjasa dalam menyediakan makanan pokok yang dibutuhkan sebagian besar masyarakat. Kerja keras petani itulah yang mampu memenuhi kebutuhan pangan masyarakat.

Berikut beberapa hal yang melatarbelakangi Sistem Pertanian Terpadu :

1. Hasil Panen di Waktu Tertentu

Sistem pertanian terpadu cenderung menjadikan petani memiliki inisiatif mengemukakan pendapat. Hal ini berkaitan dengan kehidupan sehari-hari masyarakat tersebut.

2. Mengendalikan Harga Produksi

Cara ini pada dasarnya merupakan perpaduan antara sektor kehutanan, pertanian, perikanan, dan pertanian. Sistem zero waste perlu digalakkan guna menekan harga produksi.

3. Menaikan Harga Jual

Harga jual dapat dinaikkan melalui pembinaan pertanian yang berkelanjutan. Dengan catatan, hasil panen harus lebih unggul dibanding pertanian dengan cara biasa. Manfaat positifnya adalah harga jual produk pertanian lokal bisa meningkat sehingga kesejahteraan petani lebih baik.

Baca Juga : Sumber Daya Alam

Jenis-Jenis Pertanian Terpadu

1. Pengelolaan Tanaman Terpadu

Pengelolaan-Tanaman-Terpadu-scaled

Jenis pertanian terpadu ini menggunakan pendekatan holistik atau psikologis. Caranya dengan mempertimbangkan situasi yang meliputi aspek sosial ekonomi dan lingkungan. Pendekatan ini cocok digunakan untuk pertanian dengan keuntungan jangka panjang. Teknik menggunakan beberapa konsep dalam penerapannya, yaitu ramah lingkungan, hasil panen yang sehat dan menguntungkan, kunjungan rutin ke lapangan, dan membantu petani mengambil keputusan yang tepat.

2. Pengelolaan Hara Terpadu

Pengelolaan-Hara-Terpadu-scaled

Teknik ini fokus pada pemeliharaan kesuburan tanah dan asupan nutrisi tanaman untuk mempertahankan produktivitasnya. Optimalisasi pun dilakukan untuk mendapatkan manfaat dari sumber daya yang ada. Baik dari komponen organik, anorganik, maupun komponen biologis secara efektif dan efisien.

3. Pengelolaan Hama Terpadu

Pengelolaan-Hama-Terpadu

Pengelolaan hama terpadu merupakan teknik pengendalian hama tanaman yang lebih ramah lingkungan. Cara ini cukup efektif karena menggunakan pestisida nabati, predator alami, perangkap, dan usaha pencegahan serangan hama/penyakit tanaman.

4. Pengelolaan Air Terpadu

Pengelolaan-Air-Terpadu

Teknik pengelolaan air terpadu menggunakan konsep “Tanah adalah jiwa dan air adalah kehidupan”. Pengelolaan air dilakukan dengan berkelanjutan, termasuk dalam bidang pertanian. contoh penerapannya adalah penggunaan sistem irigasi dan fertigasi yang memanfaatkan teknologi canggih.

Baca Juga :  Siklus Fosfor : Sifat Kimia, Fisika, Penggunaan dalam Kehidupan, Dampak

5. Pengelolaan Ternak Terpadu

Pengelolaan-Ternak-Terpadu

Pengelolaan ternak juga harus dilakukan dengan terpadu. Artinya, terdapat hubungan timbal balik antara peternakan dan pertanian. Hal ini dilakukan dengan mengintegrasikan teknik peternakan dengan pertanian.

6. Pengelolaan Limbah Terpadu

Pengelolaan-Limbah-Terpadu

Jenis pertanian terpadu berikutnya adalah pengelolaan limbah dengan siklus biologi yang efektif. Teknik ini memfokuskan pengelolaan limbah yang lebih terkontrol. Dengan demikian, daur ulang barang bekas jadi lebih maksimal dilakukan.

Baca Juga : Pola Aliran Sungai

Tujuan Pertanian Terpadu

Tujuan-Pertanian-Terpadu

Kesejahteraan petani diharapkan menjadi lebih baik dengan diperkenalkannya sistem pertanian terpadu. Tujuan sistem ini dikenal dengan 4F, yaitu food, feed, fuel, serta fertilizer.

1. Food

Memproduksi jenis hasil pertanian yang lebih beragam merupakan tujuan pertama pertanian terpadu. Makanan yang dikembangkan tidak hanya jenis sayuran, melainkan ikan, daging, dan sumber karbohidrat.

2. Feed

Limbah hasil pertanian apabila diolah dengan baik bisa menghasilkan nilai ekonomi yang menguntungkan. Misalnya hasil sisa panen jagung bisa dijadikan dedak yang merupakan pakan perikanan dan hewan ternak.

3. Fuel

Pengolahan kotoran ternak bisa menghasilkan bahan bakar biogas. Biogas tersebut dapat mencukupi kebutuhan energi di dapur, misalnya untuk memasak.

4. Fertilizer

Pupuk padat dan cair sangat dibutuhkan tanaman agar dapat tumbuh dengan optimal. Oleh karena itu, limbah dari kotoran hewan sangat berguna untuk memenuhi kebutuhan tanaman terhadap pupuk.

Baca Juga : Rantai Makanan di Laut

Hambatan Pertanian Terpadu

Hambatan-Pertanian-Terpadu

1. Pengetahuan yang Kurang Memadai

Sistem pertanian yang intensif tak jarang harus menghadapi hambatan dalam pelaksanaannya. Terutama dalam teknik pengelolaan yang membutuhkan keahlian khusus. Sistem ini sangat membutuhkan pengetahuan mendalam mengenai ilmu pertanian, peternakan, dan perikanan. Selain itu, ilmu manajemen pertanian pun dibutuhkan agar hasilnya maksimal.

Kementerian pertanian beserta jajarannya terus mengembangkan teknik pertanian intensif dengan mempraktekkannya langsung di lapangan.

2. Penerapan yang Sulit

Kendala kedua yang juga seringkali ditemui dalam pertanian terpadu adalah penerapan yang cukup sulit. Meski demikian, hal tersebut pada dasarnya bisa diatasi dengan konsisten. Konsistensi akan meminimalisir kesulitan ketika melaksanakan pertanian intensif. Dengan demikian, berbagai kendala sulit pun lebih mudah diatasi karena sudah terbiasa.

Baca Juga : Ekologi : Pengertian Secara Umum & Ahli, Aspek, Cabang

Teknik dan Strategi Pertanian Terpadu

Teknik-dan-Strategi-Pertanian-Terpadu

Indonesia merupakan negara agraris, lebih dari 50% penduduknya menggantungkan hidupnya di sektor pertanian. Baik sebagai petani, peternak, buruh tani, maupun nelayan. Meski merupakan profesi mayoritas, rata-rata petani di Indonesia memiliki lahan yang sempit. Misalnya di Pulau Jawa lahan yang digunakan bertani hanya sekitar 0.3 per petani.

Penggunaan sistem pertanian konvensional yang sama terus-menerus tidak akan memberikan perubahan berarti terhadap hasil panen. Oleh karena itu, pertanian terpadu mulai diperkenalkan agar siklus biologis lebih panjang. Dengan demikian, pemanfaatan sisi lain pertanian dan peternakan bisa lebih optimal.

Baca Juga :  Definisi Alat Pertanian Modern Beserta Jenis-jenis dan Manfaatnya

Pada siklus pertanian, terdapat mata rantai yang dapat menghasilkan produk baru yang bernilai ekonomi tinggi. Untuk memanfaatkannya , dibutuhkan pertanian terpadu dengan beberapa teknik dan strategi, yaitu sebagai berikut :

  • Memperbanyak sumber pendapatan petani dari variasi sumber daya alam yang ada.
  • Penggunaan bahan organik dari limbah pertanian dan pertanian untuk menyuburkan lahan. Hal ini bisa memangkas biaya produksi lebih banyak.
  • Mempertimbangkan aspek konservasi tanah dan lahan agar pemanfaatan SDA lebih bijak.
  • Mengadakan penyuluhan mengenai cara meningkatkan sumber daya manusia terkait pertanian terpadu.

Baca Juga : Kode Etik Pecinta Alam dan Sejarahnya

Contoh Pertanian Terpadu

Pertanian terpadu bisa diterapkan dalam berbagai usaha perkebunan, pertanian, perikanan, dan lingkungan. Berikut beberapa contohnya.

1. Agroforestri

Agroforestri

Agroforestri merupakan upaya pemanfaatan lahan untuk pertanian dengan memadukan pepohonan dengan tanaman pertanian yang dibudidayakan. Kombinasi ini bertujuan untuk meningkatkan keuntungan baik dari hasil panen maupun dampak lingkungan.

Dampak lingkungan dari kegiatan pertanian bisa diminimalisir dengan melindungi keanekaragaman hayati sekaligus mendapatkan nilai ekonomis. Manfaat dari agroforestri antara lain sebagai berikut :

  • Penggunaan lahan yang maksimal
  • Meningkatkan daya dukung lingkungan di pelosok daerah
  • Menambah jumlah persediaan pangan
  • Meningkatkan kesejahteraan petani di desa dekat hutan

2. Mina Padi

Mina-Padi-scaled

Mina padi merupakan teknik penggabungan budidaya pertanian dengan sistem perairan di sawah. Genangan air sawah yang ditanami padi dijadikan pula sebagai kolam budidaya. Misalnya lahan persawahan yang digabungkan dengan ternak bebek yang hidupnya senang di genangan air. Sistem ini juga bisa dimanfaatkan untuk ternak ikan sehingga petani tidak hanya menghasilkan padi.

Hasil panen tambahan bisa berupa padi, itik, bebek, dan ikan secara bergantian. Dengan demikian, pemanfaatan hasil persawahan lebih maksimal.

Baca Juga : SIPUHH

Sistem Pertanian Terpadu Terintegrasi Biogas

Sistem-Pertanian-Terpadu-Terintegrasi-Biogas

Biogas merupakan gas yang terbentuk karena adanya proses fermentasi dari bahan-bahan organik. Biasanya fermentasi yang dilakukan oleh bakteri anaerobik.

Pertanian terpadu juga bisa menghasilkan biogas yang berasal dari limbah kotoran hewan ternak. Salah satu penerapannya adalah yang sukses dilakukan LIPI di daerah Nusa Tenggara Timur. Sistem ini menggunakan alat pembuat biogas dengan memanfaatkan kotoran sapi. Biogas yang dihasilkan kemudian dimanfaatkan petani dan masyarakat sekitar untuk sebagai sumber energi rumah tangga.

Selain itu, kotoran ternak juga digunakan sebagai pupuk organik yang mampu menyuburkan tanah lebih baik. Pupuk jenis ini banyak digunakan untuk pertanian maupun perkebunan. Pada awal penelitian, teknik ini menggunakan tabung unit biogas dengan volume 27.000 liter. Sedangkan ukuran penampungan yang digunakan memiliki diameter 3 meter dan tinggi 2.4 meter.

Unit biogas tersebut mampu mengolah kotoran yang dihasilkan 9 ekor sapi. Setelah itu, diperlukan alat digester yang dibuat dengan beton bertulang. Sedangkan untuk saluran sampah menggunakan pipa PVC berukuran 4 inch. Sediakan pula bak limbah buangan yang terbuat dari bata berdiameter 3 m dan tingginya 2.4  sedangkan kapasitasnya 15.000 liter.

Pertanian terpadu pada dasarnya merupakan solusi jitu menghadapi berbagai persoalan usaha tani. Tak heran jika pemerintah terus menggalakkan teknik pertanian ini. Selain memberikan kesejahteraan ekonomis pada para petani, efeknya pun baik terhadap lingkungan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *