Bentuk-Bentuk Adaptasi Morfologi pada Tumbuhan [LENGKAP]

5 min read

adaptasi morfologi pada tumbuhan

Sebagai upaya mempertahankan kehidupannya, makhluk hidup akan melakukan suatu adaptasi, yakni penyesuaian diri dengan lingkungan tempat tinggalnya. Adaptasi morfologi pada tumbuhan merupakan salah satu bentuk adaptasi yang paling sering dipelajari di sekolah.

Morfologi pada tumbuhan kerap menyesuaikan tempat tinggalnya, dengan begitu tumbuhan dapat hidup dengan baik. Selain tumbuhan, hewan adalah makhluk hidup yang juga melakukan adaptasi morfologi. Untuk mengenal adaptasi morfologi yang terjadi pada tumbuhan, simak ulasan berikut ini:

Bentuk-Bentuk Adaptasi Morfologi pada Tumbuhan

Perlu diingat kembali, yang disebut dengan morfologi adalah bagian dari makhluk hidup yang membentuk individu makhluk tersebut dan memiliki fungsi. Adapun yang dimaksud dengan morfologi tumbuhan itu sendiri adalah akar, batang, serta daunnya.

Salah satu bentuk adaptasi morfologi yang dilakukan oleh tumbuhan adalah dengan adanya perbedaan bentuk akar, batang, dan daun agar dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan tempatnya hidup dan berkembang.

Adaptasi morfologi yang dilakukan oleh tumbuhan membagi tumbuhan ke dalam lima jenis, yakni:

  • Tumbuhan yang hidup di daerah kering (xerofit)
  • Tumbuhan yang hidup di perairan (hidrofit)
  • Tumbuhan yang hidup di daerah yang lembab (higrofit),
  • Tumbuhan yang hidup di daerah dengan kadar garam tinggi (halofit)
  • Tumbuhan yang hidup di daerah yang tidak terlalu basah dan tidak terlalu kering (mesofit)

Masing-masing bentuk adaptasi di atas akan dijelaskan secara detail di bawah ini:

1.     Bentuk Adaptasi Tumbuhan Xerofit

Bentuk Adaptasi Tumbuhan Xerofit
image source : fhm.co.id

Tumbuhan yang masuk ke dalam golongan xerofit adalah tumbuhan yang hidup di daerah-daerah minim air yang kering, seperti di gurun pasir atau padang savana.

Tumbuhan yang hidup di daerah semacam ini melakukan beberapa bentuk adaptasi agar mampu bertahan di lingkungan yang ekstrem. Contoh tumbuhan yang hidup di daerah gurun dan padang savana adalah bunga mentega, kaktus, dan sejenisnya.

Adapun bentuk morfologi yang ada pada tumbuhan xerofit sebagai bentuk adaptasinya adalah sebagai berikut:

  • Tumbuhan xerofit pada umumnya memiliki daun berbentuk duri atau menyerupai duri seperti pada duri kaktus. Daun tersebut berukuran kecil dengan tujuan mengurangi proses penguapan, karena memang di lingkungan tempat tinggal mereka sangat minim air.
  • Tumbuhan xerofit juga memiliki akar yang panjang dan menjalar ke segala arah agar dapat menjangkau sumber air untuk memenuhi kebutuhannya. Hal ini jugalah yang menjadikan daya jangkau akar terhadap sumber air semakin besar dan tumbuhan dapat hidup lebih lama.
  • Stomata pada tumbuhan xerofit juga sedikit dan seluruh bagian tubuhnya memiliki lapisan lilin. Hal ini memiliki fungsi agar laju transpirasi pada tubuh tumbuhan xerofit dapat diminimalisasi, mengingat daerah tempat tinggalnya memiliki suhu udara yang sangat tinggi.
Baca Juga :  Metagenesis Tumbuhan Paku : Proses, Manfaat, Ciri dan Jenisnya

Proses transpirasi seminimal mungkin dapat menghemat penggunaan air yang ada pada tumbuhan xerofit.

  • Batang pada tumbuhan xerofit tebal dan terbentuk dari jaringan spons yang berfungsi, agar tumbuhan dapat menyimpan cadangan air dalam jumlah besar.

Baca Juga : Tumbuhan Angiospermae : Pengertian, Ciri, Klasifikasi, dan Reproduksi

2.     Bentuk Adaptasi Tumbuhan Hidrofit

Bentuk Adaptasi Tumbuhan Hidrofit
image source : kompas.com

Nah, yang termasuk dalam tumbuhan kelompok hidrofit adalah tumbuhan yang hidup di wilayah perairan. Tumbuhan golongan ini hidup di atas permukaan air atau mengapung dan membutuhkan unsur hara yang didapatkannya dari air.

Contoh tumbuhan yang masuk ke golongan hidrofit di antaranya teratai dan eceng gondok. Pada umumnya, tumbuhan bisa mati jika kandungan air di dalam tubuhnya terlalu banyak. Untuk itu, tumbuhan jenis ini melakukan adaptasi morfologi.

Bentuk adaptasi morfologi yang dilakukan tumbuhan yang hidup di perairan di antaranya adalah:

  • Berkebalikan dengan xerofit, tumbuhan hidrofit memiliki akar yang kecil, pendek, serta halus. Bentuk akar semacam ini berfungsi agar penyerapan air yang dilakukannya dapat dibatasi, sehingga tubuh tumbuhan hidrofit tidak kelebihan air.
  • Bagian tangkai daun tumbuhan hidrofit juga berongga agar penyerapan air oleh akar serta daya serap dari batang tersebut dapat dibatasi.
  • Permukaan daun tumbuhan hidrofit juga memiliki banyak stomata. Banyaknya stomata ini memiliki fungsi agar laju transpirasi tumbuhan dapat ditingkatkan. Selain itu, melalui peningkatan penguapan yang dilakukan oleh stomata juga berfungsi membuang kelebihan air.
  • Lapisan epidermis tumbuhan hidrofit mengandung lilin, dengan begitu tumbuhan bisa tahan terhadap air serta bakteri yang dapat membuat tubuhnya membusuk.
  • Rongga udara/aerenkim pada tubuh tumbuhan berperan penting dalam melancarkan difusi oksigen serta membantu tumbuhan dapat mengapung di atas permukaan air.
  • Bagian tumbuhan yang masuk ke dalam air tidak memiliki kutikula, sehingga air tidak bisa memasuki tubuh tanaman hidrofit.
Baca Juga :  Pengertian dan Contoh Daun Menjari, Sejajar dan Daun Melengkung

Baca Juga : Contoh Tumbuhan Gymnospermae, Klasifikasi dan Cirinya

3.     Bentuk Adaptasi Tumbuhan Higrofit

Bentuk Adaptasi Tumbuhan Higrofit
Image source : lampung.co

Bentuk adaptasi morfologi pada tumbuhan berikutnya adalah tumbuhan higrofit, yakni tumbuhan yang hidup di wilayah-wilayah dengan kelembaban tinggi. Adapun contoh tumbuhan yang masuk ke dalam golongan ini di antaranya adalah lumut, pakis atau paku, dan keladi.

Tumbuhan jenis ini memiliki daun muda yang menggulung, seperti pada tumbuhan pakis atau paku. Tumbuhan higrofit banyak ditemukan di wilayah hutan tropis yang lembab, bebatuan, serta wilayah dengan kelembaban tinggi lainnya.

Bentuk adaptasi morfologi yang dilakukan oleh tumbuhan sejenis ini di antaranya:

  • Tidak seperti tumbuhan xerofit atau hidrofit yang memperbanyak atau mengurangi stomata, tumbuhan higrofit mampu menyesuaikan banyak atau sedikitnya stomata pada permukaan daunnya.

Hal ini disebabkan oleh keadaan lingkungan tempat hidup tumbuhan higrofit yang memiliki cukup air untuk menopang kehidupan mereka. Dengan begitu, proses penguapan pada tumbuhan higrofit hanya berfokus untuk menyeimbangkan kebutuhan tubuhnya.

  • Daun tumbuhan higrofit jumlahnya banyak, bentuknya lebar dan juga tipis. Hal ini bertujuan untuk menyesuaikan laju transpirasi pada tumbuhan, yakni semakin banyak jumlahnya maka akan semakin banyak laju transpirasi yang terjadi.

Bca Juga : Metagenesis Tumbuhan Paku : Proses, Manfaat, Ciri dan Jenisnya

4.     Bentuk Adaptasi Tumbuhan Halofit

Bentuk Adaptasi Tumbuhan Halofit
image source : pembelajar.net

Golongan tumbuhan halofit adalah tumbuh-tumbuhan yang mampu hidup di daerah dengan kadar garam yang tinggi, seperti wilayah dekat laut dan pantai. Contoh tumbuhan yang mampu hidup di wilayah semacam ini adalah tanaman bakau.

Ciri-ciri tumbuhan halofit di antaranya:

  • Memiliki tingkat kekuatan akar yang tinggi
  • Setengah dari bagian tubuhnya terendam/tergenang di air
  • Memiliki akar yang tertanam di bawah air dan ada juga yang di atas permukaan air

Karena hidup di wilayah yang cukup ekstrem dengan kadar garam yang tinggi, tumbuhan halofit melakukan adaptasi morfologi.

Bentuk adaptasi yang dilakukan oleh tumbuhan halofit adalah akarnya yang sangat kuat. Hal ini berfungsi sebagai upaya mempertahankan diri dari serangan ombak laut yang menerjang. Selain itu, akar tumbuhan halofit juga memiliki jaringan ultra filter.

Baca Juga : Berbagai Cara Tumbuhan Melindungi Diri Dan Contohnya

5.     Bentuk Adaptasi Tumbuhan Mesofit

Bentuk Adaptasi Tumbuhan Mesofit
image source grid.id

Tumbuhan yang masuk ke dalam golongan mesofit ialah tumbuhan yang mampu bertahan hidup di lingkungan dengan kondisi tidak terlalu basah dan juga tidak terlalu kering. Tumbuhan jenis ini sangat banyak dijumpai di lingkungan sekitar rumah, seperti pepohonan.

Baca Juga :  Pengertian, Jenis-Jenis, Manfaat dan Siklus Hidup Tumbuhan Lumut

Selain itu, tumbuhan mesofit juga banyak dimanfaatkan kayu dan buahnya. Contoh tumbuhan mesofit antara lain pohon rambutan, pohon mangga, pohon jambu, pohon pisang, dan lain sebagainya.

Adapun bentuk adaptasi yang dilakukan oleh tumbuhan mesofit adalah sebagai berikut:

  • Akar tumbuhan mesofit cenderung berkembang serta memiliki cabang. Akar tersebut juga memiliki tutup akar yang berfungsi sebagai pelindung ujung akar dari degenerasi.

Pada tumbuhan mesofit monokotil, bentuk akarnya berserat yang berfungsi untuk menyerap air dari dalam tanah. Sedangkan pada tumbuhan mesofit dikotil akarnya berbentuk keran dan memiliki rambut akar yang berfungsi untuk mengambil air dan mineral.

  • Kebanyakan batang tumbuhan mesofit adalah batang berkayu yang lebar, linier, memiliki cabang, serta keras. Batang ini memiliki jaringan yang dapat memediasi konduksi air dan mineral pada tubuh tumbuhan.
  • Daun tumbuhan mesofit bisa lebar bisa sempit, serta memiliki berbagai bentuk dan ukuran. Pada tumbuhan mesofit monokotil, stomata terbanyak ada di bagian bawah daun, sedangkan pada mesofit dikotil distribusi stomata merata di kedua sisi daun.

Stomata ini berfungsi untuk melakukan penguapan agar dapat mengurangi kelebihan air.

  • Tubuh tumbuhan mesofit juga memiliki kutikula atau lapisan lilin yang berfungsi untuk mencegah transpirasi agar tidak berlebihan. Tumbuhan mesofit memerlukan pasokan air yang cukup, karena tidak mampu bertahan hidup di kondisi lingkungan yang kering.

Dalam kondisi ekstrem, tumbuhan mesofit akan kehilangan air dengan cepat, sehingga bagian tubuh lainnya akan mengalami kekeringan, terutama bagian daunnya terlebih dahulu.

  • Bagian mesofil tumbuhan mesofit berkembang secara luas serta mengalami diferensiasi. Hal ini berfungsi untuk membantu tanaman melakukan pertukaran gas dengan tanaman lain dan lingkungan di sekitarnya.
  • Memiliki dua pembuluh angkut, yakni xilem dan floem. Kedua pembuluh angkut ini berfungsi untuk membantu proses transportasi air dari akar ke daun (xilem) dan melakukan konduksi mineral organik dari daun ke seluruh tubuh (floem).

Dengan adanya pembuluh angkut tersebut, tumbuhan mesofit dapat menjaga keseimbangan air dan mineral dalam tubuhnya.

Dari bentuk-bentuk adaptasi morfologi pada tumbuhan yang telah dijelaskan di atas, dapat diambil pelajaran bahwa Tuhan telah menciptakan makhluk dengan bentuk yang sebaik-baiknya. Melalui bentuk itulah mereka dapat bertahan hidup dan beradaptasi, meski terlihat aneh dibanding lainnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *