Jenis-Jenis dan Siklus Daur Hidup Belalang

4 min read

Daur Hidup Belalang

Belalang merupakan salah satu binatang yang banyak dijumpai di area persawahan maupun perkebunan. Binatang yang kerap dianggap sebagai hama pertanian ini rupanya punya daur hidup yang terbilang unik. Daur hidup belalang dikategorikan sebagai metamorfosis tidak sempurna.

Adapun yang dimaksud dengan metamorfosis adalah sistematika kehidupan suatu organisme dengan perubahan biologis, berupa bentuk fisik dari perubahan struktur tubuhnya dari lahir. Untuk pembahasan metamorfosis tidak sempurna pada belalang yang lebih lengkap, simak ulasan di bawah ini:

Apa Itu Metamorfosis Sempurna dan Metamorfosis Tidak Sempurna?

Sebelum melangkah jauh ke pembahasan metamorfosis pada belalang, alangkah lebih baiknya mengenal apa itu metamorfosis sempurna dan tidak sempurna. Berikut penjelasan lengkapnya:

1.     Metamorfosis Sempurna (Homometabola)

Seperti yang telah disinggung sebelumnya, metamorfosis merupakan suatu proses dalam kehidupan suatu organisme yang memungkinkan adanya perubahan bentuk tubuh dari struktur maupun penampilannya.

Adapun yang dimaksud dengan metamorfosis sempurna adalah proses metamorfosis yang berlangsung melalui beberapa tahapan perkembangan makhluk hidup, yaitu dimulai dari telur, larva, pupa, hingga menjadi bentuk dewasa (imago).

Organisme yang mengalami metamorfosis ini akan menetaskan telur, oleh karena itu kebanyakan dari organisme yang dimaksud adalah berkembang biak secara ovipar (bertelur). Telur kemudian akan menetas dan berubah bentuk menjadi larva.

Larva yang terus berkembang akan berubah menjadi pupa atau kepompong sebelum akhirnya menjadi bentuk dewasa atau imago. Contoh organisme yang mengalami proses metamorfosis sempurna adalah kupu-kupu.

Kupu-kupu dalam siklus hidupnya memiliki bentuk tubuh yang sangat berbeda dari bentuk awalnya. Dari daur hidup kupu-kupu ini juga melahirkan dua jenis binatang yang dikenal, yakni ulat dan juga kupu-kupu itu sendiri.

Jika tidak memahami daur hidup kupu-kupu, pasti tidak banyak yang tahu bahwa ulat merupakan sebutan umum bagi larva kupu-kupu. Ulat-ulat inilah yang kemudian akan menjadi kepompong dan berubah menjadi kupu-kupu yang cantik.

Karena keunikan daur hidup kupu-kupu ini jugalah yang melahirkan sebuah pemikiran bahwa manusia harus bisa meniru ulat yang mampu merubah kehidupannya menjadi jauh lebih indah.

Baca Juga :  Lengkap! Contoh Hewan Amfibi, Ciri-ciri dan Ordonya

2.     Metamorfosis Tidak Sempurna (Hemimetabola)

Metamorfosis tidak sempurna adalah salah satu bentuk metamorfosis yang menunjukkan perkembangan suatu organisme dari mulai lahir hingga dewasa. Adapun alur yang berlangsung pada proses metamorfosis tidak sempurna diawali dari telur, nimfa, hingga imago.

Telur yang telah menetas akan berkembang menjadi nimfa atau bentuk muda dari organisme tersebut. Setelah itu, nimfa akan berkembang menjadi bentuk dewasa atau imago. Contoh organisme yang mengalami metamorfosis tidak sempurna adalah belalang, capung, serta jangkrik.

Dalam metamorfosis tidak sempurna, perubahan yang terjadi tidak begitu mencolok, tidak seperti pada perubahan bentuk tubuh binatang yang mengalami metamorfosis sempurna. Contohnya dalam daur hidup capung, bentuk tubuh saat menetas dari telur tidak jauh berbeda dengan bentuk dewasanya.

Begitu juga dalam daur hidup jangkrik dan belalang, keduanya tidak melahirkan nama binatang baru seperti pada kupu-kupu yang melahirkan ulat.

Baca Juga : Contoh Hewan Amfibi, Ciri-ciri dan Ordonya

Mekanisme Daur Hidup Belalang

Belalang merupakan salah satu binatang yang memiliki siklus hidup berupa metamorfosis tidak sempurna. Siklus hidup belalang terbagi ke dalam tiga fase yang berurutan, yakni tahap stadium telur, nimfa, dan imago.

1.     Fase Stadium Telur

Fase stadium pertama adalah telur, yakni fase belalang betina mengeluarkan telur berbentuk polong telur yang sudah dibuahi. Belalang sebelumnya telah melakukan proses perkawinan atau reproduksi secara generatif.

Belalang jantan yang umumnya bertubuh kecil akan menyalurkan cairan sperma ke dalam tubuh belalang betina yang disebut dengan proses kopulasi. Setelah proses kopulasi inilah belalang betina baru dapat mengeluarkan telurnya.

Belalang betina mampu mengeluarkan polong telur hingga berjumlah 10 dan dapat ditemukan di dalam tanah, ranting-ranting tanaman, atau di bawah daun-daun yang sudah mengering. Proses ini berlangsung hingga 4 hari lamanya.

Dalam satu polong telur ini terdiri dari 10 hingga 300 butir telur dan bentuknya seperti butiran beras atau nasi. Telur ini akan berproses selama 10 bulan, yakni pada musim gugur dan musim dingin sampai menjadi belalang dewasa. Setelah fase ini, telur-telur akan menetas dan berubah menjadi nimfa.

2.     Fase Stadium Nimfa

Ratusan telur yang telah dikeluarkan belalang betina akan menetas dan berubah menjadi nimfa atau belalang muda. Nimfa atau belalang muda ini sudah mulai memakan daun-daun yang masih muda dan segar.

Baca Juga :  Karakateristik Dan Contoh Hewan Asiatis

Bentuk tubuh nimfa sangat kecil dengan bobot yang ringan dan belum memiliki sayap. Nimfa-nimfa yang terus tumbuh akan mengalami pergantian kulit hingga 5 – 6 kali pergantian. Nimfa ini juga akan mengalami perubahan struktur pada tubuhnya sebelum akhirnya beranjak dewasa.

Fase nimfa ini berlangsung sekitar 5 – 10 hari, bergantung dengan jenis belalang serta kondisi lingkungan tempatnya berada, seperti cuaca, suhu, serta kelembabannya.

3.     Fase Stadium Imago

Fase imago merupakan fase terakhir dari siklus metamorfosis tidak sempurna sebelum akhirnya berulang. Belalang juga mengalami fase imago atau perubahan tubuh dari belalang muda (nimfa) menjadi belalang dewasa.

Setelah berusia 25 – 30 hari, sayap pada nimfa akan tumbuh dan terus berkembang sampai beralih menjadi belalang dewasa.

Lamanya proses metamorfosis belalang berbeda-beda, namun umumnya berlangsung sekitar 10 – 11 bulan. Belalang yang sudah masuk ke fase imago akan mendapatkan kematangan seksual saat umurnya sudah mencapai 15 hari dengan daya tahan hingga 30 hari.

Setelah fase inilah daur hidup belalang akan dimulai lagi ke fase telur dan seterusnya. Belalang mampu bertahan hidup hanya sekitar 12 bulan saja dan setelahnya ia akan mati.

Tak hanya itu, para peneliti mengungkapkan bahwa persentase kelangsungan hidup nimfa setelah penetasan telur hanya 50% saja. Hal ini sesuai dengan fakta bahwa nimfa belum bisa terbang dan kemungkinan besar predator seperti burung, kadal, dan tikus akan memangsa mereka.

Baca Juga : Contoh Hewan Mollusca

Mengenal Jenis-Jenis Belalang

Belalang yang sering terbang hinggap di pepohonan dan tanaman pertanian terdiri dari beberapa jenis. Dari beberapa jenis tersebut terdapat belalang yang sering dikonsumsi manusia sebagai makanan ringan, seperti keripik belalang yang sudah terkenal di Indonesia.

Selain dijadikan sebagai makanan manusia, belalang lebih sering diburu untuk dijadikan pakan burung. Adapun beberapa jenis belalang yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1.     Belalang Kayu

Jenis pertama yang sering dijumpai hinggap di pepohonan adalah belalang kayu. Belalang jenis ini memiliki panjang tubuh mencapai 85 mm, dengan warna tubuh hijau saat masih muda disertai pola berwarna kecoklatan atau jingga.

Baca Juga :  Ciri Khusus Unta, Habitat dan Manfaatnya

Belalang kayu akan mengalami perubahan warna saat tua menjadi coklat tua karena kulit belalang mengalami pengelupasan. Pengelupasan kulit belalang kayu ini biasanya akan terjadi pada saat hibernasi atau musim dingin.

Untuk bisa menemukan belalang kayu cukup mudah karena habitat belalang ini ada di semak-semak serta pepohonan dan memakan dedaunan.

Belalang yang masuk ke kelas famili acrididae ini memiliki ciri khusus berupa antena yang pendek serta tympana (alat pendengaran) sebagai segmen pertama abdomen.

2.     Belalang Batu

Dinamakan belalang batu karena memang belalang ini memiliki warna yang serupa dengan bebatuan, yakni warna abu-abu dengan bercak hitam atau berwarna kecoklatan.

Corak yang mirip dengan batu dapat dijumpai mulai dari mata, toraks, hingga abdomennya. Karena warna dan coraknya yang serupa dengan batu, cukup sulit menemukan belalang jenis ini di antara bebatuan.

3.     Belalang Kaki Merah

Seperti namanya, belalang ini memang memiliki kaki yang berwarna merah dengan tubuh yang berwarna kuning semu hijau serta warna coklat pada bagian punggungnya. Saat mencari makanan, belalang kaki merah akan bersaing ketat dengan belalang kayu.

Ukuran belalang kaki merah dewasa hanya mencapai 2 cm saja. Sayapnya juga lemah dan tak bisa terbang jauh, sehingga sering kalah saing dengan belalang kayu.

4.     Belalang Cina

Belalang cina sangat unik dan memiliki tubuh yang berbeda dari kebanyakan belalang. Belalang jenis ini kerap disebut juga dengan belalang sembah. Adapun nama Latin dari belalang ini adalah Tenodera aridifolia.

Ukuran tubuh belalang ini cukup panjang, yakni mencapai 58 mm dengan warna sayap hitam kemerahan dan hijau di sepanjang bagian depan tubuhnya. Uniknya, warna mata belalang cina ini bisa berubah-ubah, dari warna coklat saat matahari terbenam dan akan semakin pucat saat pagi dan siang.

5.     Belalang Hijau

Belalang hijau termasuk ke dalam ordo orthoptera dengan nama Latin Atractomorpha crenulata. Ciri khusus yang dimiliki belalang ini di antaranya tubuh berwarna hijau dan memiliki caput, abdomen, toraks, dan lain sebagainya.

Pada saat musim kemarau, belalang hijau mampu mengubah warna tubuhnya (polimorfisme) menjadi kecoklatan.

6.     Belalang Italia

Belalang Italia memang banyak terdapat di Italia dan karena terlalu banyak sering dianggap sebagai hama tanaman. Belalang ini kerap merusak tanaman pertanian, sehingga banyak petani yang merasa rugi dengan hadirnya belalang ini di lahan mereka.

Ada banyak ilmu pengetahuan yang kita dapat dari penjelasan mengenai daur hidup belalang dan juga sekilas tentang daur hidup kupu-kupu. Begitulah cara Tuhan menjelaskan kebesaran-Nya dalam segala hal yang diciptakan.

Artikel Terkait :

Contoh Hewan Avertebrata Serta Pengelompokannya
Contoh Hewan Asiatis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *