Jenis-Jenis Kelinci Pedaging dan Kelebihannya

4 min read

Jenis Kelinci Pedaging

Kelinci merupakan hewan yang sangat menggemaskan dengan ciri telinganya yang tinggi. Bulu-bulu kelinci juga halus, sehingga tidak banyak orang yang tega menyembelih kelinci untuk dikonsumsi. Namun, beberapa jenis kelinci pedaging sudah banyak diternakkan untuk dikonsumsi.

Daging kelinci dipercaya memiliki khasiat tertentu dan rasanya juga lebih lezat jika dibandingkan daging lainnya. Terdapat beberapa jenis kelinci yang sering dijadikan ternak untuk diambil dagingnya, seperti yang akan dibahas berikut ini.

Jenis-Jenis Kelinci Pedaging dan Ciri-Cirinya

Secara umum, antara jenis kelinci satu dengan yang lainnya memiliki perbedaan dari segi ukuran kepala, panjang telinga, serta bobotnya. Selain itu, bulu-bulu kelinci jenis satu dengan yang lainnya juga ada yang berbeda.

Adapun beberapa jenis kelinci yang sering diternakkan untuk dimanfaatkan dagingnya antara lain:

  1. Kelinci Flamish Giant

Kelinci flamish giant merupakan kelinci yang berasal dari Eropa dan sering diternakkan untuk diambil dagingnya. Para peternak sangat menyukai kelinci ini karena ukuran tubuhnya yang sangat besar jika dibandingkan kelinci jenis lain pada umumnya, bahkan melebihi ukuran kucing jantan dewasa.

Bulunya yang tebal dan sifatnya yang jinak menjadikan kelinci ini juga sering dijadikan hewan peliharaan atau kelinci hias. Kelinci flamish giant siap melakukan reproduksi di masa kawinnya, yakni sekitar umur 6 – 7 bulan.

Sekali melahirkan, kelinci ini bisa menghasilkan hingga 12 ekor anakan kelinci, namun kebanyakan hanya beranak 6 – 8 ekor saja. Beternak kelinci flamish giant akan sangat menguntungkan, karena kelinci ini mampu melahirkan hingga 4 kali dalam setahun.

Harga satuan kelinci jenis ini terbilang mahal, yakni Rp1,5 – Rp2,5 jutaan per ekor. Sedangkan untuk harga dagingnya saja tidak jauh beda dengan harga ayam di pasaran, yakni di kisaran Rp35.000,00 per kilogram.

Ciri-ciri kelinci flamish giant yang dapat dikenali antara lain:

  • Ukuran tubuh kelinci dewasa sekitar 50 cm
  • Bentuk kepala sedikit lebar, bagian telinganya berdiri tegak dengan panjang hingga 15 cm dan bertekstur tebal
  • Kakinya kokoh, besar, serta panjang
  • Memiliki bulu dengan warna yang beragam, mulai dari putih, coklat, abu-abu, hitam, dan kuning muda serta tidak berkombinasi
  • Berat badan rata-rata kelinci dewasa mencapai 6 – 12 kg
Baca Juga :  Lengkap! Contoh Hewan Amfibi, Ciri-ciri dan Ordonya

Baca Juga : Jenis-Jenis dan Siklus Daur Hidup Belalang

  1. Kelinci New Zealand

Meskipun bernama New Zealand, kelinci ini berasal dari Amerika, tepatnya merupakan hasil persilangan antara kelinci belgian hare dengan flamish giant. Kelinci ini cukup terkenal di Indonesia sebagai kelinci pedaging.

Menurut para peternak, kelinci ini mudah diternakkan, tubuhnya sangat sehat serta menghasilkan daging dalam jumlah yang banyak. Kelinci New Zealand ini beratnya bisa mencapai 6 kg. Ukurannya yang cukup besar juga menjadikannya kerap dipelihara sebagai kelinci hias.

Keuntungan yang sangat dirasakan peternak kelinci jenis ini adalah memiliki perawatan yang mudah karena lebih tahan dengan serangan penyakit unggas.

Adapun ciri-ciri kelinci New Zealand adalah sebagai berikut.

  • Bagian dada penuh dan menonjol keluar dengan ukuran badan yang sedang tetapi terlihat bulat dan gempal
  • Bentuk kepala bundar dan ukurannya besar
  • Ukuran telinganya besar dan juga tebal dengan bagian ujung yang sedikit membulat
  • Memiliki kaki depan yang sedikit pendek
  • Memiliki bulu yang tebal dan juga halus
  • Warna bulunya cukup beragam, di antaranya putih, merah, hitam, dan juga biru
  • Rata-rata berat badan kelinci dewasa adalah 3,6 – 5,4 kg

 

  1. Kelinci Rambon

Persilangan kelinci lokal dan kelinci impor menghasilkan kelinci ras baru yang dinamakan dengan Kelinci Rambon. Ukuran kelinci ini hampir menyerupai kelinci New Zealand, tetapi sedikit lebih kecil. berat badannya pun tergolong ringan, yakni hanya berkisar antara 2,5 – 3,5 kg.

Salah satu jenis kelinci pedaging ini kerap tertukar-tukar dengan kelinci New Zealand. Saat umur kelinci sudah menginjak 6 bulan atau lebih, kelinci sudah siap melakukan perkawinan. Sama seperti kebanyakan kelinci lainnya, kelinci rambon juga bisa melahirkan 4 kali dalam satu tahun.

Jumlah anak kelinci yang bisa dihasilkan berkisar antara 6 – 8 ekor. Di Yogyakarta, kelinci ini biasa disebut dengan Bligon. Karena merupakan hasil persilangan, cukup sulit menentukan ciri-ciri tetap kelinci rambon.

Baca Juga :  Ini Contoh Hewan Avertebrata Serta Pengelompokannya

Ia memiliki berbagai macam warna dengan bentuk tubuh dan ukuran kepala yang berbeda-beda meski masih dalam satu jenis. Namun, kelinci ini memiliki ukuran tubuh yang cenderung lebih besar dibandingkan kelinci lokal.

  1. Kelinci Rex

Kelinci rex merupakan sebuah ras kelinci yang ditemukan di Perancis pada tahun 1919 dan merupakan keturunan kelinci liar di wilayah itu. Peternak kelinci pada masa itu menaruh perhatian pada kelinci liar di sana, kemudian menyilangkannya dan kelinci rex mulai diternakkan.

Di Indonesia sendiri, kelinci rex sudah mulai populer di tahun 2000 sebagai kelinci pedaging. Bagi para pencinta kelinci hias, kelinci ini pun tak luput dipelihara meski bulunya tidak setebal kelinci lainnya.

Perlu diketahui bahwa kelinci rex merupakan jenis kelinci yang mudah mengalami stres jika dimandikan, sehingga akan cukup merepotkan bagi yang memeliharanya sebagai kelinci hias. Sebagai alternatifnya, bersihkan kelinci ini dengan cara mengelap dengan kain basah pada bagian yang kotor.

Kelinci rex memiliki beberapa ciri yang membedakannya dengan jenis kelinci lainnya, yakni:

  • Memiliki kepala yang berukuran besar, bahkan lebih besar dari kelinci lainnya
  • Termasuk kelinci medium karena bobot maksimalnya hanya 5 kg
  • Kakinya lebih kecil dibandingkan jenis kelinci lainnya
  • Memiliki telinga yang cukup panjang
  • Warna bulunya kebanyakan putih, biru, merah, atau kombinasi dari warna-warna tersebut

Baca Juga : Contoh Hewan Amfibi, Ciri-ciri dan Ordonya

  1. Kelinci Lokal / Kelinci Jawa

Kelinci lokal atau kelinci Jawa memiliki nama Latin Lepus Nigricollis dan memang sangat mudah dijumpai di Indonesia. Tak hanya dijadikan kelinci hias, kelinci lokal rupanya juga banyak diternakkan untuk diambil dagingnya.

Kelinci ini mudah dijumpai di peternakan-peternakan maupun di toko hewan peliharaan / pet shop. Untuk mengembangbiakkan kelinci lokal ini sangat mudah, karena hewan ini sangat mudah beradaptasi dengan cuaca di lingkungan sekitarnya, baik dingin maupun panas.

Biaya perawatan kelinci lokal juga sangat murah, begitu juga dengan kebutuhannya yang cukup fleksibel. Mengenali kelinci lokal sangatlah mudah karena ia memiliki ciri yang sangat khas dan berbeda dengan kelinci lainnya.

Baca Juga :  Contoh Hewan Mollusca dan Pengertian, Ciri Serta Nama Latinnya

Berikut beberapa ciri khas kelinci lokal yang bisa dikenali, yaitu:

  • Habitat asli kelinci berada di dataran tinggi berbatu
  • Warna bulu kebanyakan abu-abu, kekuningan, maupun kecoklatan
  • Bobot tubuh bisa mencapai 6 kg dengan panjang tubuh bisa mencapai 40 cm saat dewasa
  • Umurnya cukup panjang, yakni 5 – 10 tahun jika diurus dengan baik dan habitatnya cocok
  • Mampu melahirkan hingga 7 kali dalam setahun dengan jumlah anak mencapai 6 – 8 ekor sekali melahirkan.

Kelebihan Memelihara Kelinci Pedaging

Memelihara kelinci pedaging rupanya dapat memberikan beberapa manfaat dan memiliki kelebihan dibandingkan peliharaan lainnya. Hal ini bisa menjadi referensi bagi para pencari lapangan kerja di masa pandemi seperti sekarang ini.

Selain mudah berkembang biak dan mampu menghasilkan banyak anakan dalam satu tahun, kelinci pedaging juga memiliki beberapa kelebihan lain, di antaranya:

  • Lebih mudah merawat kelinci pedaging jika dibandingkan dengan kelinci jenis lainnya yang membutuhkan perawatan khusus.
  • Memiliki tingkat pertumbuhan yang relatif singkat, yakni mampu mencapai bobot 2 kg hanya dalam waktu 90 hari saja.
  • Memiliki kemampuan beradaptasi dengan lingkungan yang baik, baik dalam suhu dingin maupun suhu panas.
  • Memiliki potensi produksi daging yang sangat besar, karena kelinci betina sudah mampu melakukan perkawinan saat usianya sudah mencapai 5 bulan saja dan proses kehamilan sangat cepat, yakni 10 hari saja.
  • Mampu melahirkan banyak anak, rata-rata satu ekor bisa melahirkan lebih dari 5 ekor anak kelinci.
  • Lebih tahan terhadap penyakit, dibandingkan dengan unggas maupun hewan ternak lainnya.
  • Mudah mencari pakan kelinci pedaging dibandingkan hewan jenis lainnya karena hanya memakan rumput saja.
  • Sangat mudah untuk memelihara serta merawat kelinci pedaging karena tidak membutuhkan lahan luas maupun kandang yang mahal.
  • Dapat menjadi ladang penghasilan bagi para pengangguran.
  • Kulit kelinci dapat dimanfaatkan untuk membuat beberapa kerajinan, misalnya dompet, topi, dan beberapa produk yang lainnya.

Jenis kelinci pedaging di atas memang belum sepopuler ayam maupun sapi dalam hal pemanfaatan dagingnya, karena mungkin beberapa orang mengonsumsi daging kelinci terasa sangat tidak biasa. Bagi para pemburu informasi mengenai kelinci pedaging, informasi di atas bisa menjadi referensi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *