Pengertian Pemanasan Global Serta Penyebab dan Langkah Mengatasinya

7 min read

Pemanasan-Global

Mungkin Anda menyadari bahwa suhu udara saat ini semakin panas, terlebih ketika memasuki musim kemarau. Adanya perubahan iklim yang drastis pada beberapa tahun belakangan memang sudah tidak bisa dipungkiri. Mengingat hal tersebut sudah dirasakan di hampir di setiap negara di dunia. Perubahan iklim memang menyebabkan efek negatif bagi kelangsungan hidup manusia.

Penyebab dan dampak pemanasan global penting diketahui. Dengan demikian, wawasan mengenai pencegahan kerusakan lingkungan menjadi lebih mudah dikenali.

Pengertian Pemanasan Global

Pengertian-Pemanasan-Global

Pemanasan global atau dalam bahasa Inggris dikenal sebagai global warming memang cukup menyita perhatian belakangan ini. Fenomena ini merupakan faktor yang menyebabkan suhu rata-rata di daratan, lautan, dan atmosfer terus meningkat. Peningkatan suhu bumi dalam seratus tahun terakhir diperkirakan mencapai 0.17-0.18 derajat celcius.

Fenomena ini membuat para ahli memiliki berbagai spekulasi terkait peningkatan suhu bumi. Misalnya dalam jurnal Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) yang menyatakan naiknya suhu bumi disebabkan oleh aktivitas manusia. Sebagian aktivitas tersebut menghasilkan gas buangan yang tidak ramah lingkungan.

Hampir setiap aktivitas manusia menghasilkan emisi gas seperti asap pabrik, polusi kendaraan bermotor, dan lain-lain. Kegiatan ini dilakukan secara masif dan bersamaan sehingga berdampak pada iklim bumi saat ini.

Sejarah Pemanasan Global

Sejarah-Pemanasan-Global

Sejarah global warming bermula pada abad ke-18, yaitu saat terjadinya revolusi industri di Eropa. Revolusi industri sendiri adalah perubahan pola produksi barang menggunakan tenaga mesin yang awalnya dengan tenaga manusia. Penggunaan mesin produksi ini dianggap lebih efektif karena lebih produktif dan banyak keuntungan yang dihasilkan.

Pada dasarnya, memang benar keuntungan lebih besar dibanding hanya menggunakan tenaga manusia. Namun, penggunaan mesin mengharuskan menyebabkan emisi gas buangan yang semakin besar. Hal ini karena bahan bakar fosil yang dibutuhkan pun semakin banyak.

Berbagai macam emisi gas buangan yang dihasilkan mesin produksi antara lain adalah karbondioksida, uap air, nitrogen oksigen, klorofluorokarbon, metan, dan lain-lain.

Revolusi industri sejak awal kemunculannya menyebabkan konsentrasi gas karbon dioksida di atmosfer semakin meningkat. Kadar peningkatan tersebut ialah 30% karbon dioksida, 15% metan, dan bertambahnya asam nitrat sebesar 15% pula.

Pro dan Kontra Pemanasan Global

Pro-dan-Kontra-Pemanasan-Global

Hasil penelitian yang dikemukakan oleh IPCC rupanya menghasilkan pro kontra di kalangan akademisi. Banyak ilmuwan yang meragukan jurnal terkait seberapa besar tingkat pemanasan yang akan terjadi di masa mendatang. Selain itu, para ahli juga tidak yakin mengenai efek yang ditimbulkan apakah akan sama di setiap wilayah atau berbeda-beda.

Pihak yang pro (mendukung) pernyataan IPCC pun pada dasarnya masih berdebat mengenai solusi terbaik meminimalisir efek pemanasan global. Beberapa menyatakan bahwa masalah ini tidak bisa dihindari dan terus ada di lingkungan. Oleh karena itu, sebaiknya manusia mencari cara agar bisa beradaptasi terhadap kenaikan suhu bumi.

Baca Juga :  Rantai Makanan di Laut

Disamping itu, sebagian negara di dunia telah menyepakati sebuah persetujuan yang dikenal dengan nama Protokol Kyoto oleh PBB.  Dalam pertemuan tersebut, negara yang ikut menandatangani sepakat untuk mengurangi emisi gas buangan dalam aktivitasnya.

Perjanjian yang dilaksanakan di Kyoto pada 11 Desember 1997 tersebut hampir diikuti oleh seluruh negara di dunia. Namun baru berlaku pelaksanaannya pada 2005.

Pendapat lain yang tak kalah kontroversial di kalangan ilmuwan adalah pemanasan global tidak benar-benar ada dan akan terjadi . Pendapat ini menyatakan bahwa hasil penelitian IPCC kurang matang dan terburu-buru. Pernyataan kontra ini mengacu pada apakah aktivitas manusia benar-benar menjadi faktor utama meningkatnya suhu bumi. Sedangkan hal ini juga bisa disebabkan siklus alami.

Prediksi global warming dari IPCC diragukan oleh sebagian ilmuwan. Mereka juga menambahkan bahwa suhu bumi bahkan sempat turun dan mendingin sebelum 1970. Beberapa ahli juga menyatakan bahwa aktivitas vulkanik gunung merapi seakan-akan tidak dijadikan indikator.

Padahal, zat aerosol sulfat dan debu vulkanik yang dihasilkan berdampak pada suhu rata-rata bumi menjadi lebih dingin.

Baca Juga : Pengertian Musim, Faktor Penyebab, dan Jenisnya di Indonesia

Penyebab Pemanasan Global

Terdapat beberapa hal yang menjadi penyebab terjadinya kenaikan suhu bumi. Meski pemanasan global masih banyak disanggah, namun beberapa hal ini menjadi faktor utama penyebabnya.

1. Green House Effect (Efek Rumah Kaca)

Green-House-Effect-Efek-Rumah-Kaca

Efek rumah kaca dianggap sebagai salah satu kontributor utama meningkatnya suhu bumi. Hal ini terjadi ketika sinar matahari yang menyinari bumi dalam waktu yang lama sehingga seakan terjebak di permukaannya. Hal inilah yang membuat suhu bumi menjadi meningkat sehingga lebih panas.

Ketika matahari mulai bersinar, ia akan mengeluarkan energi panas yang menghangatkan permukaan bumi secara keseluruhan. Saat itu, sebagian panas matahari akan diserap bumi. Sedangkan sebagian lagi dipantulkan kembali dalam bentuk radiasi inframerah hingga ke luar angkasa.

Cahaya yang dipantulkan dari permukaan bumi tidak dapat ditembus oleh atmosfer. Hal ini terjadi karena elemen gas rumah kaca menumpuk di atmosfer. Contoh gas rumah kaca diantaranya adalah karbondioksida, sulfur dioksida, metana, dan uap air. Gas tersebut akan memantulkan kembali energi panas ke permukaan bumi. Akibatnya, suhu bumi pun meningkat dan semakin panas.

Apabila fenomena terpantulnya energi panas dari permukaan bumi ke atmosfer lalu dikembalikan kembali ke bumi terjadi terus menerus, suhu rata-rata tahunan pun meningkat. Pada dasarnya, efek rumah kaca tidak selalu membawa kerugian. Lapisan yang terdiri dari gas-gas tersebut bermanfaat bagi makhluk hidup di bumi.

Lapisan gas di atmosfer ini bermanfaat untuk menjaga suhu di permukaan bumi. Terutama untuk menjaga suhu tetap hangat sehingga menjadi lingkungan yang tepat untuk makhluk hidup. Saat ini, suhu rata-rata bumi adalah sekitar 15 derajat celcius. Jika tidak ada efek rumah kaca, suhu bumi akan turun hingga -18 derajat celcius.

2. Pencemaran

Pencemaran

Emisi gas buangan yang berasal dari kendaraan bermotor memang dapat membuat kualitas udara menurun. Hal ini karena sebagian besar gas buangan tersebut berasal dari bahan bakar fosil yang tidak dapat diperbarui. Hasil pembakaran tersebut dapat menyebabkan meningkatnya jumlah gas rumah kaca di atmosfer.

Tidak hanya polusi yang disebabkan kendaraan dengan bahan bakar fosil, pencemaran pun bisa berasal dari hal lain. Misalnya dari sektor pertanian, perkebunan, peternakan, dan lain-lain. Aktivitas tersebut berperan dalam kenaikan kadar gas rumah kaca.

Contohnya adalah kotoran dari peternakan sapi yang menghasilkan gas metana. Kemudian petani yang menggunakan pupuk tanaman lalu menghasilkan gas nitrogen dioksida.

Baca Juga :  Karakteristik Sampah Anorganik Serta Manfaat dan Contohnya

Selain itu, limbah yang dihasilkan industri dan rumah tangga pun ikut berperan. Limbah tersebut menyebabkan pencemaran dari gas karbondioksida dan metana yang dihasilkan. Kemudian emisi gas tersebut menuju ke atmosfer dalam jumlah yang tidak sedikit.

Terdapat aktivitas lainnya yang dapat menyebabkan pencemaran. Pembakaran hutan pun ikut andil dalam peningkatan gas rumah kaca. Hal ini bisa dilihat dari asap pembakaran yang dihasilkan berjumlah cukup besar. Selain itu, penebangan hutan pun dapat mengurangi kemampuan pohon berfotosintesis untuk menyerap karbondioksida.

3. Penguapan

Penguapan

Meningkatnya suhu bumi juga berpengaruh terhadap permukaan air laut. Suhu bumi yang naik, air laut pun ikut naik. Pada akhirnya, membuat gas rumah kaca di atmosfer meningkat pula. Bagaimana hal ini bisa terjadi? Seperti yang diketahui, air (H2O) merupakan salah satu unsur gas rumah kaca. Elemen ini dapat memantulkan energi panas dari atmosfer kembali ke bumi.

Para ilmuwan juga meneliti pengaruh awan terhadap peningkatan suhu global. Awan merupakan salah satu fenomena langit yang cukup unik. Awan akan memantulkan kembali energi panas dalam bentuk inframerah. Hal ini bisa dilihat jika melakukan pengamatan di permukaan bumi. Jika mengamati awan dari atas, awan akan tampak meneruskan radiasi panas inframerah hingga ke angkasa.

Meningkatnya suhu bumi juga dapat membuat kutub es mencair. Proses albedo kemampuan es untuk memantulkan sinar matahari pun terjadi. Terutama pada bagian tanah beku atau permafrost. Apabila daratan tanah ini tidak tertutup es seperti biasanya, maka gas karbon dioksida akan dilepaskan ke udara. Hal inilah yang menyebabkan bertambahnya kadar gas rumah kaca di atmosfer.

Namun, fenomena ini tidak selamanya berpengaruh negatif. Mencairnya es di permukaan daratan dapat menambah area pemukiman bagi manusia. Mengingat populasi manusia yang semakin meningkat dari waktu ke waktu.

4. Aktivitas Matahari

Aktivitas-Matahari

Faktor penyebab global warming berikutnya adalah variasi aktivitas matahari. Meski baru sekedar hipotesis, meningkatnya aktivitas matahari dipercaya  dapat membuat lapisan stratosfer semakin panas. Beberapa ilmuwan menyatakan bahwa aktivitas matahari justru lebih banyak berpengaruh dibanding gas rumah kaca yang selama ini disebut faktor terbesar.

Menurut para ahli dari Duke University, kontribusi matahari terhadap peningkatan suhu rata-rata bumi mencapai 50%. Namun, hipotesa ini banyak dibantah ilmuwan lainnya yang berasal dari Jerman, Amerika Serikat, dan Swiss. Mereka menyatakan dalam jurnalnya bahwa cahaya matahari dalam seribu tahun terakhir tidak bertambah terang maupun panas.

Bahkan mereka menyatakan bahwa panas yang dihasilkan matahari hanya sekitar 0.07% selama 30 tahun terakhir. Oleh karena itu, anggapan faktor aktivitas matahari dianggap kurang signifikan menjadi penyebab kenaikan suhu bumi.

Beberapa hal yang menjadi faktor penyebab global warming nyatanya tidak selalu buruk. Hal inilah yang menyebabkan pemanasan global perlu tindakan khusus atau tidak.  Namun, sebaiknya memang perlu mengantisipasi efek negatif dari kenaikan suhu bumi itu sendiri. Hal ini penting dilakukan terutama ketika suhu rata-rata bumi semakin meningkat setiap tahunnya.

5. Pemborosan Listrik

Pemborosan-Listrik

Energi listrik yang dimanfaatkan manusia juga mengandung emisi gas buangan karbon dioksida yang tinggi. Meski pada dasarnya hal ini tidak terlihat secara langsung layaknya asap kendaraan motor di jalanan. Pemborosan listrik dapat menyebabkan hujan asam, hal ini karena proses pembakaran untuk menghasilkan listrik.

Selain itu, perangkat pendingin seperti AC dan kulkas yang berlebihan pun berdampak terhadap global warming. Hal ini karena perangkat elektronik tersebut menghasilkan gas CFC.

Baca Juga : Pengertian Iklim Tropis Beserta Ciri dan Wilayah (Lengkap)

Dampak Pemanasan Global

Dampak-Pemanasan-Global

Dampak pemanasan global umumnya sangat beragam dan berpengaruh terhadap lingkungan alam. Hal tersebut akhirnya berdampak pula terhadap makhluk yang hidup di bumi. Berikut beberapa dampak global warming beserta efek lanjutan yang diakibatkannya.

Baca Juga :  Pengertian Polusi Suara Beserta Penyebab dan Dampaknya

1. Mencairnya Es di Kutub Utara

Mencairnya es tersebut akan meningkatkan volume air laut. Hal ini menyebabkan area daratan perlahan berkurang signifikan.

2. Terjadi Hujan Asam

Terjadinya hujan asam yang terbentuk dari asam sulfat hasil pembakaran batu bara dan asam nitrat. Hujan asam ini berdampak negatif karena menyebabkan karatan pada benda logam, merusak tanaman, dan mengganggu kesehatan manusia.

3. Persebaran Populasi Binatang Tidak Seimbang

Banyak binatang yang akan bermigrasi ke daerah yang lebih dingin karena suhu bumi yang kian meningkat. Hal ini menyebabkan populasi binatang yang tersebar tidak seimbang karena hewan lebih banyak berada di tempat bersuhu dingin.

4. Tanamanan Tumbuh Tidak Baik

Akibat suhu yang semakin tinggi, tanaman pun banyak yang akan layu, kering, dan mati.

5. Munculnya Hama

Meningkatnya pertumbuhan hama pada tanaman pangan.

6. Hewan Banyak yang Punah

Meningkatkan resiko kepunahan hewan tertentu akibat migrasi besar-besaran. Migrasi tersebut menyebabkan hewan seringkali kesulitan beradaptasi kemudian mati.

7. Pemukiman Manusia Berkurang

Kenaikan permukaan air laut menyebabkan area pemukiman manusia berkurang.

8. Cuaca Ekstrem

Suhu yang semakin panas menyebabkan kondisi cuaca menjadi ekstrim tidak menentu.

9. Musim Sulit Diprediksi

Peralihan musim yang harusnya bisa diperkirakan menjadi terganggu sehingga sulit diprediksi.

10. Rusaknya Terumbu Karang

Kenaikan volume air laut membuat terumbu karang kesulitan beradaptasi. Hal ini justru membuatnya tertekan sehingga mudah rusak dan mati. Berkurangnya terumbu karang akibat kerusakan membuat biota laut yang hidup disekitarnya ikut terancam punah.

11. Meningkatnya Resiko Kebakaran Hutan

Meningkatnya suhu bumi juga menyebabkan dedaunan mudah kering sehingga meningkatkan resiko kebakaran hutan.

12. Meningkatnya Kadar Gas Rumah Kaca

Permafrost atau area tanah beku lebih mudah mencair. Hal ini menyebabkan gas karbondioksida menguap ke udara dalam jumlah banyak. Pada akhirnya akan menambah kadar gas rumah kaca di atmosfer bumi.

13. Pasokan Air Tawar Berkurang

Salju abadi di pegunungan semakin berkurang. Hal ini mengakibatkan pasokan air tawar juga ikut berkurang ke sungai.

14. Ekosistem Tidak Stabil

Musim kemarau menjadi semakin panjang sehingga ekosistem menjadi tidak stabil.

15. Berpotensi Terjadi Badai

Cuaca yang sulit diprediksi meningkatkan potensi terjadinya badai. Angin badai yang bertiup kencang menyebabkan bencana puting beliung.

16. Muncul Berbagai Jenis Penyakit

Timbulnya berbagai jenis penyakit yang menyerang manusia, misalnya kanker kulit, gangguan kardiovaskuler, stress, katarak, dan lain-lain.

17. Kekeringan

Meluasnya kekeringan di berbagai tempat akibat penguapan berskala besar, misalnya di daerah Afrika, Amerika bagian barat, dan lain-lain.

Banyaknya dampak pemanasan global memang semakin dirasakan dari waktu ke waktu. Oleh karena itu, memahami cara mengatasi naiknya suhu bumi ini memang penting dilakukan.

Langkah-langkah Mengatasi Pemanasan Global

Langkah-langkah-Mengatasi-Pemanasan-Global

Efek negatif dari kenaikan suhu bumi memang cukup banyak. Oleh karena itu, setiap orang perlu berkontribusi untuk menekan dampak negatif ini. Berikut beberapa hal kecil yang bisa dilakukan untuk mengatasi pemanasan global.

  • Beralih menggunakan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan. Hal ini untuk meminimalisir efek yang ditimbulkan dari penggunaan bahan bakar fosil. Asap kendaraan bermotor dapat mengurangi kualitas udara dan meningkatkan gas rumah kaca.
  • Menekan risiko polusi udara dengan memilih bersepeda, berjalan kaki, atau menggunakan transportasi umum.
  • Membatasi penggunaan peralatan yang memanfaatkan bahan bakar minyak bumi.
  • Menghemat penggunaan energi listrik, hal ini berhubungan dengan polusi yang ditimbulkan. Terutama pada pembangkit listrik berbahan gas dan batu bara.
  • Memilih produk-produk yang lebih ramah lingkungan. Misalnya kemasan plastik yang lebih mudah terurai dan penggunaan panel listrik.
  • Mengurangi konsumsi daging yang berasal dari peternakan sehingga bisa meminimalisir gas metana.
  • Tidak melakukan penebangan hutan secara liar yang bisa menyebabkan berkurangnya kemampuan pohon menyerap gas CO2.
  • Memperbaiki pola pengolahan limbah agar tidak terlalu banyak melepaskan gas metana dan karbon dioksida.

Pemanasan global memang banyak memberikan dampak negatif bagi kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Tidak hanya bagi lingkungan, namun dampak tersebut bersifat berantai hingga ke manusia, hewan dan tumbuhan. Oleh karena itu, berbagai upaya penanganan pun perlu diperhatikan meskipun dari hal-hal kecil yang dilakukan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *