Secara geografis, Indonesia berada dalam garis khatulistiwa. Hal ini menyebabkan negara kita menjadi negara tropis dengan dua musim, yaitu musim penghujan dan kemarau. Sedangkan musim peralihan di antara keduanya disebut pancaroba. Perbedaan musim di berbagai belahan dunia disebabkan oleh revolusi bumi.
Kemiringan bumi saat mengitari porosnya yang menimbulkan keanekaragaman musim di berbagai negara. Berikut ulasan mengenai musim-musim di dunia.
Pengertian Musim
Musim merupakan salah satu peristiwa di bumi berdasarkan perubahan waktu setahun yang dipengaruhi iklim yang luas. Wilayah bumi dibedakan menjadi 4 musim dalam satu tahun, yaitu musim dingin, musim semi, musim panas, dan musim gugur. Tidak semua wilayah memiliki keempat musim tersebut. Di negara tropis seperti Indonesia, pembagian musim hanya ada dua yaitu musim kemarau dan musim hujan.
Sedangkan pengertian musim menurut KBBI adalah rentang waktu tertentu yang berhubungan dengan kondisi iklim. Sejarah pembagian musim sudah dimulai sejak peradaban Mesir kuno. Saat itu sudah terjadi pembagian musim, yaitu musim banjir, musim darurat, dan musim panas.
Faktor-faktor Penentu Musim di Dunia
Bervariasinya musim yang terjadi di berbagai negara di dunia dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu sebagai berikut :
1. Poros Bumi
Musim di berbagai wilayah berbeda-beda seiring bumi berputar pada porosnya. Selain itu, saat planet bumi mengitari orbitnya mengelilingi matahari.
Kemiringan poros bumi adalah 23.5 derajat, hal inilah yang mempengaruhi musim saat bumi mengitari matahari.
Kemiringan bumi membuat wilayah di bagian utara di bulan Juni memasuki musim panas. Hal ini terjadi karena bagian bumi tersebut sedang menghadap ke arah matahari.
Berganti ke bulan Desember, wilayah bumi di bagian utara sudah tidak menghadap ke arah matahari. Hal ini menyebabkan wilayah tersebut tidak lagi mengalami musim dingin. Sebaliknya, bumi bagian selatan di bulan Desember menghadap ke arah matahari.
Saat bumi menghadap ke arah matahari, sudut yang dibentuk adalah sebesar 90 derajat. Hal inilah yang membuat wilayah bumi mengalami musim semi.
Sedangkan ketika membelakangi matahari dengan sudut yang sama, wilayah tersebut akan mengalami musim gugur.
2. Sinar Matahari
Musim yang terjadi di berbagai wilayah di dunia juga dipengaruhi oleh posisi matahari dan permukaan bumi ketika memantulkan cahaya. Matahari berada di posisi tertinggi di atas kepala, kondisi ini menyebabkan hawa panas maksimal berpindah ke tanah. Saat inilah wilayah tersebut mulai memasuki musim panas.
Sedangkan ketika matahari berada di posisi lebih rendah dari langit, wilayah tersebut mulai memasuki musim dingin. Kondisi ini menyebabkan kemampuan tanah menyerap panas berkurang. Permukaan bumi mempengaruhi pergantian musim seiring atmosfer melepas atau menyerap panas.
Hal ini bisa dilihat pada area hijau di permukaan bumi yang memiliki kemampuan menyerap cahaya matahari yang lebih baik. Khususnya ketika memasuki musim panas. Sebaliknya, di area bersalju dan es cenderung melepaskan dan membiaskan panas.
3. Wilayah di Bumi
Pergantian musim juga bergantung pada dimana lokasi kita di permukaan bumi. Misalnya bagi yang wilayahnya berada di garis khatulistiwa, suhu yang dialami cenderung sama sepanjang tahun. Contoh negara yang berada di garis lintang khatulistiwa adalah Indonesia. Hal inilah yang menyebabkan negara kita mendapatkan asupan cahaya matahari di sepanjang tahun.
Posisi Indonesia secara geografis berada di bagian kurva atau lengkung luar bumi. Kondisi demikian jugalah yang menyebabkan penduduk di negara khatulistiwa ketika memasuki musim panas, terasa lebih panas.
Di saat yang bersamaan, di belahan bumi bagian utara dan selatan mengalami musim dingin yang sangat dingin. Ketinggian suatu tempat juga mempengaruhi temperatur dan kondisi cuaca di wilayah tersebut.
Di area yang memiliki ketinggian berlebih, biasanya tidak cocok dan sulit ditinggali untuk dijadikan pemukiman. Misalnya di daerah dengan pegunungan bersalju, tentunya sulit ditinggali penduduk karena sering kali terjadi badai salju di musim dingin.
4. Pola Angin
Pola angin yang terjadi juga mempengaruhi musim di dunia. Misalnya di Indonesia yang dikenal dengan fenomena angin muson timur dan muson barat. Dalam satu tahun, tekanan udara ini mengikuti peredaran matahari sehingga terjadi pergantian musim.
Selain itu, perubahan iklim secara global pun bisa mempengaruhi keadaan dan waktu musim-musim di berbagai negara di dunia.
Baca Juga : Pengertian Iklim Tropis Beserta Ciri dan Wilayah (Lengkap)
Musim di Dunia
Musim di berbagai belahan dunia dibedakan berdasarkan sistem penanggalan dalam waktu tertentu. Hal ini berbeda baik yang terjadi di wilayah selatan maupun utara, yaitu sebagai berikut :
Penanggalan | Wilayah Tropis | |
April s/d September | musim kemarau | |
Oktober s/d Maret | musim hujan | |
Penanggalan | Wilayah Utara | Wilayah Selatan |
21 Maret s/d 21 Juni | musim semi | musim gugur |
21 Juni s/d 23 September | musim panas | musim dingin |
23 September s/d 21 Desember | musim gugur | musim semi |
21 Desember s/d 21 Maret | musim dingin | musim panas |
1. Musim Dingin
Musim dingin hanya terjadi di negara subtropis. Di wilayah utara, musim dengan ciri khas turunnya salju dan es ini terjadi antara bulan November sampai Januari. Sedangkan di wilayah selatan, umumnya terjadi di bulan Mei sampai Juli.
Kondisi wilayah ketika memasuki musim dingin umumnya mulai menunjukkan ciri-ciri khas sebagai berikut :
- Salju yang turun mulai membentuk timbunan sehingga mengakibatkan tumbuhan mulai rontok dan berguguran.
- Udara di musim dingin dibagi menjadi 80% dingin dan 20% panas.
- Perubahan tingkah laku hewan, yaitu melakukan hibernasi panjang di dalam sarah. Namun, sebagian masih beraktivitas di dalam kandang.
- Munculnya badai salju di beberapa wilayah.
2. Musim Semi
Musim ini umumnya terjadi pada bulan Februari sampai April di wilayah utara. sedangkan di wilayah selatan terjadi antara bulan Agustus sampai Oktober.
Berikut beberapa karakteristik khusus yang terjadi saat memasuki musim semi :
- Pepohonan mulai ditumbuhi daun-daun muda.
- Udara di musim semi dibagi menjadi 60% panas dan 40% dingin.
- Masa hibernasi hewan mulai berakhir dan kembali beraktivitas di luar sarang.
- Meningkatnya intensitas hujan.
3. Musim Panas
Peningkatan hawa yang sangat panas merupakan ciri utama suatu wilayah memasuki musim panas. Musim ini terjadi pada bulan Mei sampai Juli untuk wilayah bumi bagian utara. Sedangkan wilayah selatan musim panas terjadi di bulan November sampai Januari.
Berikut karakter musim panas yang membuatnya berbeda dengan musim lainnya :
- Kondisi tanaman mulai kekeringan hingga layu.
- udara yang terasa di musim panas adalah 80% panas dan 20% dingin.
- Hewan-hewan sudah beraktivitas normal dengan mencari makanan di luar sarang.
- Intensitas hujan meningkat dan terkadang disertai badai angin.
4. Musim Gugur
Musim ini disebut musim gugur karena daun-daun di tempat tertentu rontok dan berguguran. Umumnya, musim ini terjadi pada bulan Agustus sampai Oktober di bumi bagian utara. Sedangkan di negara bagian selatan bumi musim ini terjadi di bulan Februari sampai April.
Di bawah ini adalah karakteristik musim gugur.
- Daun-daun di pepohonan mulai rontok dan layu.
- Udara musim gugur yang terasa adalah 60% dingin dan 40% panas.
- Hewan-hewan mulai mempersiapkan hibernasi dengan mengumpulkan banyak makanan di sarangnya.
- Kondisi langit cenderung berwarna orange dan gelap.
Baca Juga : Pengertian Pemanasan Global Serta Penyebab dan Langkah Mengatasinya
Musim di Indonesia
Indonesia tidak mengalami semua musim yang disebutkan di atas. Hal ini karena negara ini merupakan negara tropis yang menjadikannya hanya mengalami dua musim, yaitu sebagai berikut :
1. Musim Hujan
Curah hujan setiap tahun di Indonesia cukup tinggi, yaitu sekitar 1600 mm. Persebaran intensitas hujan umumnya tidak terjadi secara merata di berbagai daerah. Misalnya di kota Palu dan wilayah Timor yang hanya mengalami curah hujan 500-700 mm/tahun.
Beberapa wilayah di tanah air dengan intensitas hujan yang tinggi antara lain : Jawa barat seperti Bandung dan Bogor, Kalimantan Barat, Sumatera Utara, Maluku Utara, Sulawesi Utara, Aceh, Sumatera Barat, Bengkulu, Jambi, dan Riau.
Kondisi musim seperti ini, membuat Indonesia mengalami siklus 3 tahun sampai 5 tahunan yang dikenal dengan sebutan El Nino. Fenomena alam ini menyebabkan musim kemarau berlangsung lebih lama bahkan seringkali tidak terjadi hujan sama sekali dalam rentang waktu tertentu.
Fenomena El Nino akan berganti menjadi La Nina. Peristiwa ini merupakan proses alam dimana hujan mulai turun dalam intensitas yang tinggi bahkan lebih lama dari biasanya.
2. Musim Kemarau
Musim kemarau merupakan kondisi dengan ciri utama curah hujan yang turun secara signifikan di berbagai wilayah di tanah air. Namun, kondisi ini seringkali menyebabkan masalah kekeringan untuk daerah tertentu.
Gerakan angin muson mempengaruhi terjadinya musim kemarau di Indonesia, khususnya muson timur. Angin muson merupakan angin yang bertiup dari wilayah bumi bagian utara. Hal ini menyebabkan wilayah tersebut menjadi dingin karena tekanan udaranya meningkat, khususnya untuk benua Australia.
Kondisi ini juga mempengaruhi suhu yang berada di wilayah Asia. Suhu menjadi meningkat dan tekanan udara menjadi rendah.
Musim kemarau yang terjadi di Indonesia disebabkan oleh angin yang berasal dari gurun di Australia. Angin tersebut cenderung bersifat panas dan kering.
3. Musim Pancaroba
Kondisi peralihan dari musim kemarau ke musim penghujan dan sebaliknya disebut sebagai musim pancaroba. Meski pada umumnya bukan merupakan jenis musim, kondisi peralihan ini membuat wilayah di tanah air memiliki karakteristik tertentu.
Di Pulau Jawa, musim peralihan ini terjadi pada bulan Oktober dan Desember (pergantian musim kemarau ke penghujan) serta bulan Maret dan April (pergantian musim penghujan ke kemarau).
Seperti jenis musim lainnya, musim peralihan pun memiliki ciri-ciri khusus yaitu sebagai berikut :
- Intensitas hujan yang tinggi.
- Turun hujan deras yang disertai badai angin dan petir.
- Munculnya penyakit saluran pernapasan seperti batuk dan pilek.
Musim pancaroba tidak hanya berpengaruh terhadap cuaca yang tidak menentu, daya tahan tubuh pun berpotensi menurun. Dengan demikian, tubuh menjadi lebih rentan terhadap penyakit. Saat memasuki musim peralihan ini, cuaca akan mengubah suhu, komposisi udara, dan angin. Kondisi ini cenderung mendukung terciptanya tempat untuk virus dan kuman berkembang.
Bervariasinya musim di berbagai wilayah dunia pada dasarnya tidak terjadi begitu saja. Melainkan terdapat fenomena dan siklus alam yang terjadi di setiap tahunnya. Masing-masing musim memiliki karakteristiknya tersendiri yang menjadikannya berbeda. Selain itu, musim yang berganti tidak hanya mempengaruhi lingkungan, namun juga tingkah laku hewan, dan sebagainya.